PBNU Minta Tak Ada Pihak Sebarkan Berita Hoaks Tentang Gempa Majene

Robikin Emhas meminta masyarakat tak menyebarkan hoaks atau apalagi ujaran bernada kebencian terkait bencana gempa Majene, Sulawesi Barat.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Jan 2021, 13:40 WIB
Tim penyelamat mencari korban yang terperangkap dalam sebuah bangunan runtuh di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, Jumat (15/1/2021). Gempa dirasakan sejumlah daerah seperti Polman, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu, dan daerah di Sulawesi Selatan. (HANDOUT/NATIONAL SEARCH AND RESCUE AGENCY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas meminta masyarakat tak menyebarkan hoaks atau apalagi ujaran bernada kebencian terkait bencana gempa Majene, Sulawesi Barat.

"Dengan segala hormat mohon tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan secara salah momentum musibah ini untuk membuat dan menyebarkan hoaks maupun fake news, apalagi ujaran bernada kebencian," kata Robikin dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021).

Dia menuturkan, jika belum memiliki kesanggupan untuk membantu korban terdampak, cukup bagi kita turut mendoakan. "Atau menunjukkan sikap empati dengan baik," jelas Robikin.

Menurut dia, gempa Majene adalah duka semua masyarakat Indonesia. Karena itu, dia meminta untuk memperkuat solidaritas bersama.

"Duka kita semua. Mari kita perkuat solidaritas untuk membantu meringankan para korban terdampak," ungkap Robikin.

Sebagai salah satu bukti, PBNU juga tengah bergerak ke lokasi untuk membantu warga yang terdampak gempa. "Mohon doanya juga, NU Peduli Bencana juga sedang bergerak menuju lokasi terdampak gempa," kata dia.

Dia pun mendoakan para korban terdampak gempa Majene untuk diberi ketabahan.

"Semoga para korban terdampak diberi kekuatan, kesabaran dan ketabahan menghadapi musibah yang terjadi," jelas Robikin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gempa Susulan Berpotensi Tsunami

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa di Majene, Sulawesi Barat, berpotensi memunculkan tsunami.

Menurut Dwikorita, potensi terjadinya tsunami jika terjadi gempa susulan. Dwikorita mengatakan, jika gempa susulan terjadi dan pusat gempanya berada di pantai, maka tsunami bisa saja terjadi.

"Kalau pusat gempa ada di pantai, memungkinkan terjadinya longsor bawah laut, dapat pula berpotensi tsunami jika ada gempa susulan yang membuat longsor bawah laut," ujar Dwikorita melalui virtual, Jumat (15/1/2021).

Maka dari itu, Dwikorita mengimbau kepada seluruh masyarakat sekitar untuk menjauhi bibir pantai jika terjadi gempa susulan. Dwikorita meminta kepada masyarakat yang berada di pinggir pantai untuk tidak menunggu adanya peringatan dini tsunami jika terjadi gempa susulan.

"Jadi, tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan, tapi apabila kebetulan masyarakat yang ada di pantai, dan merasakan guncangan gempa lagi, segera jauhi pantai, jangan menunggu peringatan dini tsunami," kata dia.

Maka dari itu, dia meminta kepada pihak pemerintah setempat untuk segera menyiapkan jalur dan tempat evakuasi darurat.

"Akan lebih baik jika disiapkan jalur dan tempat evakuasi sementara. Demikian yang saya sampaikan, meski kita harus tetap tenang dan waspada," kata Dwikorita.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya