Liputan6.com, Martapura - Sebanyak 1.770 warga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, hingga kini masih mengungsi karena banjir yang merendam rumah warga kendati sudah berangsur surut, tetapi ketinggian air masih cukup tinggi.
Sekretaris Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Alipudin di Simpang Empat, mengatakan, sejak Senin malam, banjir mulai merendam enam desa di wilayah tugasnya.
Baca Juga
Advertisement
"Mulai Senin banjir terjadi dan terus naik. Pada Senin malam, seluruh warga dari enam desa, terpaksa kami evakuasi, karena air di sebagian daerah mencapai atap rumah warga," katanya, Kamis, 14 Januari 2021, dilansir Antara.
Enam desa yang hingga kini masih terendam banjir tersebut yaitu Desa Sungai Langsat sebanyak 169 KK, Desa Sungai Raya, dengan jumlah pendudukan paling banyak sebanyak 536 KK, Desa Lawiran sebanyak 255 KK, Desa Tanah Intan 454 KK, Desa Sungai Tabuk sebanyak 160 KK, dan Desa Lok Jantung sebanyak 219 KK.
Saat ini, seluruh warga berada di lokasi yang cukup aman, baik itu bayi, anak-anak dan orang tua jompo, mendapatkan pelayanan yang cukup baik.
Menurut dia, warga diungsikan di tempat yang tidak jauh dari rumahnya, seperti balai desa, yang lokasinya lebih tinggi dibanding rumah warga, di sekolah tingkat dua, dan beberapa lokasi lainnya.
Menurut Alipudin, kendati saat ini air mulai surut, namun ketinggian air masih separuh rumah warga.
"Memang saat ini mulai surut, namun ketinggian air masih separuh dari rumah warga. Dikhawatirkan ketinggian air akan kembali bertambah, karena berdasarkan informasi daerah yang berada di atas Kecamatan Simpang Empat kembali banjir, akibat hujan yang terus menerus," katanya.
Hingga kini, bantuan dari beberapa pengusaha maupun masyarakat berdatangan terutama makanan, sehingga pasokan makanan warga tetap terpenuhi.
Saat ini banjir melanda hampir di seluruh wilayah Kalsel. Bahkan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, banjir telah melumpuhkan aktivitas ekonomi, perkantoran dan sosial masyarakat.
Jaringan listrik mati, begitu juga dengan jaringan komunikasi juga menjadi sulit tersambung, sehingga pengumpulan data banjir, juga semakin sulit.