Sah, Sovereign Wealth Fund Berdiri dengan Nama Indonesia Investment Authority

Jokowi mengatakan, sejumlah nama-nama untuk Dewan Pengawas Indonesia Investment Authority telah diserahkan kepada DPR.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2021, 20:45 WIB
Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) telah berdiri. Lembaga tersebut diberi nama Indonesia Investment Authority (INA).

"Yang sudah selesai PP-nya, yaitu LPI atau SWF yang kita namakan INA (Indonesia Investment Authority) yang telah kita dirikan," dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2021 yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Jumat (15/1/2021).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, INA nantinya mempunyai dua tugas utama. Yakni untuk menangkap peluang investasi di tanah air dan sebagai solusi alternatif bagi pembiayaan pembangunan infrastruktur. Menyusul besarnya kebutuhan pendanaan untuk menyukseskan program pemerintah.

"Pembentukan SWF ini sangat diperlukan untuk memenuhi pembiayaan yang semakin besar ke depan. Juga untuk meningkatkan tingkat FDI Indonesia dan juga untuk menurunkan rasio utang terhadap PDB Indonesia," imbuh dia.

Jokowi menambahkan, sejumlah nama-nama untuk Dewan Pengawas INA telah diserahkan kepada DPR RI. "Nama-nama untuk Dewan Pengawas sudah kita sampaikan kepada DPR dan kita harapkan selesai nanti minggu depan ini," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


SWF Bakal Tarik Investasi Rp 225 Triliun di Tahap Pertama

Pemerintah menargetkan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) mampu menarik nilai investasi hingga mencapai Rp 225 triliun. Atau tiga kali lipat dari modal awal senilai Rp75 triliun di tahap pertama.

Staf khusus Menteri Keuangan untuk Bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin, menilai target tersebut sangat realistis. Menyusul adanya sejumlah daya tarik yang dimiliki oleh SWF.

"Dengan modal awal Rp75 triliun, ini kita berharap kalau laverage 3 kali kita sudah dapat Rp225 triliun untuk awalan ini (tahap pertama)," tuturnya dalam webinar SWF Effect Bagi Economic via Youtube BeritaSatu, Kamis (14/1).

Anak buah Sri Mulyani ini mengatakan, daya tarik pertama ialah proyek investasi yang akan ditawarkan oleh SWF bernilai tinggi. Serta memiliki prospek jangka panjang.

"Untuk proyek-proyek yang sedang kami siapakah untuk masuk ke dalam SWF ini juga jumlahnya cukup baik, cukup banyak gitu. Dann cukup banyak juga (proyek) yang mempunyai proyeksi baik gitu," terangnya.

Kedua, bonus demografi. Dia bilang, dari hasil bicara pemerintah dengan beberapa investor atau mitra investasi strategis seksinya investasi di Indonesia karena adanya tingginya jumlah usia produktif.

"Kemudian, kita punya middle class dan aspiring middle class yang jumlahnya lebih dari 170 juta orang. Jadi, pertumbuhan ekonomi masih menjadi salah satu yang menarik," imbuh dia.

Terakhir, pemerintah menjanjikan SWF sebagai lembaga yang independen. Juga memiliki tata kelola yang profesional.

"Karena langsung report (SWF) kepada presiden. Kemudian aturannya juga mengikuti standar internasional agar supaya dia menjadi mitra pertama, sehingga investor global yang ingin investasi ke Indonesia mendapat mitra yang dapat dipercaya," tukasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya