Cerita Akhir Pekan: Keselamatan Penumpang Pesawat Tak Bisa Ditawar-tawar

Keselamatan penumpang pesawat merupakan prioritas pertama agar mereka mereka merasa aman dan nyaman.

oleh Komarudin diperbarui 16 Jan 2021, 08:36 WIB
Ilustrasi keselamatan penerbangan (dok.unsplash/ Jp Valery)

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ128 mendapat perhatian publik, tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Jauh sebelum peristiwa itu terjadi, dunia penerbangan Indonesia memang sudah menjadi perhatian dunia.

"Kecelakaan yang terjadi baru-baru ini, Lion Air dan Sriwijaya Air menyebabkan Indonesia menjadi pusat perhatian kalangan penerbangan dunia. Menjadi perhatian dan memunculkan pertanyaan besar, karena antara 2016 --2017 itu Indonesia sudah diaduit oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mendapat nilai yang bagus," ujar pengamat penerbangan Chappy Hakim kepada Liputan6.com, Jumat, 15 Januari 2021.

Nilai tingkat keselamatan penerbangan Indoneisa di atas rata-rata dunia (above global average). Sekaligus membuat Indonesia kembali ke kategori satu penilaian FAA (Federal Aviation Administration).

Chappy berkata, kategori satu adalah kelompok negara yang yang memenuhi syarat peraturan penerbangan internasional yang dikeluarkan oleh ICAO. Penerbangan Indonesia memenuhi syarat regulasi keamanan penerbangan sipil (civil aviation safety regulation), seperti yang ditentukan oleh ICAO.

"Setelah lebih dari 10 tahun kita di-downgrade ke kategori dua karena banyaknya kecelakaan yang terjadi. Jadi, sejarahnya antara tahun 2000-an--2007 atau 2008 itu banyak sekali kecelakaan. Kita kemudian diaudit dan ketahuan kita banyak yang tidak comply, banyak yang tidak memenuhi persyaratan penerbangan," imbuh Chappy.

Setelah berjuang keras, selama hampir 10 tahun Indonesia berhasil masuk kategori satu lagi. Sebuah prestasi yang bagus, meski  sempat  di-banned oleh Uni Eropa. Namun, kemudian terjadi kecelakaan lagi. Hal itu yang kemudian memunculkan pertanyaan, bagaimana sesuatu yang sudah memenuhi persyaratan, tapi kecelakaan pesawat terjadi lagi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Keselamatan Penumpang

Ilustrasi penumpang pesawat (Dok.Unsplash/ Suhyeon Choi)

Chappy Hakim mengatakan dalam kondisi corona Covid-19 banyak peluang terjadinya kecelakaan pesawat. Hal itu terjadi karena banyak pesawat yang tak terbang berbulan-bulan dan memerlukan pemeliharaan.

"Kalau tidak dilakukan pemeliharaan bagaimana? Sementara kalau dilakukan pemeliharaan uangnya dari mana? Mungkin maskapai juga keuangannya sedang susah, terbang tidak bisa, penumpang turun, PHK pegawai, PHK teknisi, pilot. Banyak masalah yang dihadapi dunia penerbangan, sementara di sisi lain, mereka harus mencari uang. Semua itu sangat berhubungan dengan pengelolaan keselamatan penerbangan," tutur Chappy.

Bagi Chappy, keselamatan penerbangan atau keselamatan penumpang itu tidak bisa ditawar-taawar. Keselamatan penumpang itu prioritas utama dalam penerbangan.

"Apapun, keselamatan penumpang itu harus menjadi prioritas. Saat ini memang dunia penerbangan sedang mengalami tantangan yang  besar dunia penerbangan, tak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Tantangannya adalah karena mereka yang mau terbang itu turun drastis, pemasukan turun. Jadi, dari segi bisnis sudah rugi, kan sudah puluhan maskapai di dunia yang bangkrut," tutur Chappy.

"Yang jelas, di masa pandemi ini masakapai penerbangan itu nggak ada yang untung, sulitlah untuk dapat untung," kata dia.

Saat ini, lanjut Chappy, dunia penerbangan sedang mengalami kondisi yang sangat dilematis. "Mau beroperasi, tapi penumpangnya sedikit. Jadi, saat ini kondisi maskapai penerbangan sangat sulit dan tidak akan untuk selama pandemi. Mau untung bagaimana, kalau penumpangnya turun drastis," tegas Chappy.


Transparansi ke Publik

Seorang penumpang menunjukkan boarding pass penerbangan MH370, sebelum Malaysia Airlines menarik nomor tersebut sehubungan dengan penumpang dan awak pesawat MH370 yang hilang. (Source: AP)

Terkait keselamatan penumpang, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah mengatakan keselamat penumpang hal utama. Oleh karena itu, perlu adanya transparansi ke publik maskapai mana yang paling banyak bermasalah.

"Khususnya mengenai internal perusahaan, baik soal keuangan, kualitas pesawat, mana pesawat yang sudah lama, dan bagaimana mengenai kelayakan pesawat, dan pelayanannya. Hal-hal itu publik relatif masih jarang tahu," ujar Trubus saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (16/1/2021).

Menurut Trubus, seharusnya pemerintah melaporkan kepada publik terkait dengan kondisi internal perusahaan maskapai penerbangan. Ia mencontohkan, tentang kelayakan pesawat, sumber daya manusia (SDM). Terkait SDM, kata Trubus, selama ini kecelakaan pesawat selalu bersumber pada human error.

"Dengan begitu, masyarakat bisa memilih menggunakan maskapai penerbangan apa. Informasi kepada publik itu penting agar masyarakat bisa merasa lebih aman dan nyaman," kata Trubus.


Heboh Penumpang Pesawat Membeludak

Infografis Heboh Penumpang Pesawat Membeludak (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya