Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,85 persen pada 11-15 Januari 2021. IHSG ditutup ke posisi 6.3737,41 pada penutupan perdagangan saham Jumat, 15 Januari 2021.
Aksi beli investor asing di pasar saham masih berlanjut pada pekan ini. Berdasarkan laporan Ashmore Asset Management Indonesia, aksi beli investor asing mencapai USD 500 juta atau Rp 7,07 triliun (asumsi kurs Rp 14.153 per dolar AS).
Dalam catatan Ashmore, ada sejumlah sentimen global dan domestik yang pengaruhi pasar saham dan menjadi pertimbangan pelaku pasar.
Baca Juga
Advertisement
Sentimen global yang bayangi pasar saham seiring program vaksinasi COVID-19. Vaksin Sinovac dalam uji coba di Brasil tercatat 50,4 persen efektif untuk cegah infeksi. Angka tersebut hampir cukup untuk persetujuan regulasi. Di sisi lain, Singapura juga jalankan program vaksinasi kepada lebih dari 6.200 orang untuk melawan COVID-19.
Dari Amerika Serikat, Trump diberhentikan untuk kedua kalinya oleh DPR. Hal ini seiring kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021.
Akan tetapi, Trump diperkirakan tetap menjabat dan menyelesaiakn masa jabatannya hingga 20 Januari 2021.Stimulus paket AS juga membayangi pasar saham global pada pekan ini. Presiden terpilih AS Joe Biden mengungkap paket stimulus COVID-19 sebanyak USD 1,9 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sentimen Domestik
Dari Indonesia, jelang akhir pekan, Indonesia melaporkan neraca dagang. Indonesia mencatat neraca perdagangan USD 2,1 miliar pada Desember 2020. Akan tetapi, angka neraca dagang itu di bawah konsensus pasar USD 2,3 miliar.
Meski demikian, surplus perdagangan ini selama delapan bulan berturut-turut seiring ekspor melonjak, dan impor turun di tengah pandemi COVID-19. Ekspor tumbuh 14,63 persen secara year on year (YoY) dan impor susut 0,47 persen YoY.
Selama sepekan ini, pasar juga fokus terhadap upaya vaksinasi di global dan Indonesia. Presiden Jokowi dan sejumlah menteri telah melakukan program vaksinasi COVID-19 dan disiarkan langsung di televisi.
Sejumlah negara mengembangkan vaksinasi dan melakukan uji coba. Indonesia akan menggunakan Sinovac, salah satu dalam program vaksinasi.
Namun, pemerintah juga memesan Novavax, Covax, AstraZeneca dan Pfizer.Pada gelombang pertama, hingga April 2021, pemerintah diperkirakan menargetkan pekerja medis, pekerja garis depan, dan lansia untuk program vaksinasi COVID-19.
Advertisement
Biaya Program Vaksinasi COVID-19
Pemerintah pun berencana menanggung biaya vaksinasi dalam anggarannya. Berdasarkan perkiraan ekonom, pemerintah membutuhkan Rp 214 triliun untuk biaya vaksin per dosis sekitar Rp 300 ribu dan kepada 181 juta warga.
Berdasarkan APBD 2020, realisasi sudah mencapai hampir 100 persen, pemerintah juga melaporkan anggaran yang belum terpakai tetap menjadi Rp 234,7 triliun pada Desember 2020 yang dapat digunakan sebagai penyangga fiskal untuk sumber anggaran vaksinasi COVID-19 pada 2021.
Secara konservatif pembiayaan tersebut cukup untuk mendanai vaksinasi untuk warga negara yang memenuhi syarat. Vaksinasi sudah pasti menjadi salah satu sorotan untuk pandemi COVID-19 dan banyak harapan yang ditaruh pada program ini.
Ashmore juga melihat paket stimulus dan pemulihan ekonomi juga akan membantu kinerja pasar modal. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk diversifikasi investasi, seperti saham. Dengan harapan dana masuk ke pasar negara berkembang diharapkan dapat dongkrak pasar saham.