Liputan6.com, Gorontalo - Bupati Kabupaten Gorontalo (Kabgor) Nelson Pomalingo terpaksa mengurungkan niatnya untuk jadi orang pertama divaksin cegah Covid-19. Pasalnya,bupati yang membuka langsung pencanangan vaksinasi tersebut, oleh tim medis belum dinyatakan memenuhi syarat.
Tim medis menyatakan bahwa dirinya belum bisa divaksin Covid-19 karena gula darah sang bupati naik.
Baca Juga
Advertisement
Nelson mengaku sangat ingin divaksinasi sebagai bentuk pembuktian bahwa vaksin itu aman bagi manusia. Terkecuali kepada warga yang memiliki penyakit bawaan.
“Sebenarnya saya sudah semangat sekali untuk divaksin, apa boleh buat gula darah saya naik dan tidak bisa divaksin,” kata Nelson.
Meski vaksinasi untuk dirinya batal, hal itu tak akan menghalangi dirinya untuk tetap melakukan pemeriksaan hingga tim medis memperbolehkan dirinya untuk dilakukan vaksinasi.
“Saya siap divaksinasi ketika ada penjadwalan kembali. Sembari menunggu kesehatan saya pulih,” ujar Nelson.
Batalnya Bupati Nelson dilakukan vaksinasi beragam komentar pun muncul di tengah masyarakat. Sebab, sebelumnya Nelson pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait vaksin, ia mengatakan bahwa masyarakat yang tidak mau divaksin silakan tinggal di hutan.
"Sekarang beliau tidak jadi divaksinasi, boleh tidak, kalau beliau ke hutan dulu? sampai gula darahnya turun. Seperti apa kata beliau sebelumnya," ujar salah satu Warga Kabgor yang tidak mau namanya disebutkan.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Wali Kota Gorontalo Bernasib Sama
Wali Kota Gorontalo Marten Taha juga bernasib sama dengan Bupati Kabgor. Ingin sekali menjadi contoh orang yang divaksinasi pertama di Kota Gorontalo terpaksa harus batal dikarenakan karenakan faktor umur.
Marten Taha mengaku, bahwa pada saat ia berada di meja pertama dan kedua lolos dari pemeriksaan tim medis. Tetapi saat di meja ketiga Marten ditolak dikarenakan karena usianya yang sudah lanjut.
"Saya mencoba memaksakan untuk tetap divaksin, tetapi dokter tidak ingin mengambil risiko dalam hal ini," kata Marten
Selain itu kata Marten, bukan dia tidak mau divaksin tetapi kata dokter marten sendiri harus menunggu vaksin yang sesuai dengan usianya yaitu vaksin untuk 60 tahun ke atas.
"Vaksin ini dari sisi kesehatan aman dan berkualitas karena ada izin edar dari BPOM bahkan ada izin penggunaan," ujarnya.
"Meskipun saya tidak jadi di vaksinasi, agar kiranya kepada seluruh masyarakat Kota Gorontalo tetap mau divaksinasi," katanya lagi.
Advertisement