Harga Emas Antam Anjlok Rp 8.000 per Gram pada 16 Januari 2021, Simak Rinciannya

Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.830.000.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Jan 2021, 09:16 WIB
Petugas menunjukan dummy emas batangan saat pameran di Jakarta, Jumat (23/8/2019). Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam turun Rp 4.000 menjadi Rp 751 ribu per gram, pada perdagangan Jumat (23/8/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas Antam atau PT Aneka Tambang Tbk (Emas Antam) anjlok Rp 8.000 menjadi Rp 948 ribu per gram pada perdagangan, Sabtu, 15 Januari 2021. Sebelumnya, harga emas Antam dilego di angka Rp 956 ribu per gram.

Sedangkan harga buyback emas Antam juga turun dengan angka yang lebih besar yaitu Rp 10.000 per gram menjadi Rp 828 ribu per gram. Harga buyback merupakan patokan bila Anda menjual maka Antam akan membelinya di harga Rp 828 ribu per gram.

Sementara harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.830.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 19.020.000.

Ini merupakan harga emas Antam yang dijual di Pulogadung, Jakarta. Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.43 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.

Harga emas Antam belum termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Anda bisa memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Berikut ini rincian harga emas Antam pada Sabtu 16Januari 2021:

* Pecahan 0,5 gram Rp 524.000

* Pecahan 1 gram Rp 948.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.836.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.729.000

* Pecahan 5 gram Rp 4.515.000

* Pecahan 10 gram Rp 8.975.000

* Pecahan 25 gram Rp 22.312.000

* Pecahan 50 gram Rp 44.545.000

* Pecahan 100 gram Rp 89.012.000

* Pecahan 250 gram Rp 222.265.000

* Pecahan 500 gram Rp 444.320.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 888.600.000.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Emas Merosot 1 Persen karena Tekanan Dolar AS

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram pada perdagangan hari ini, Jakarta, Selasa (15/11). Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga emas turun lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta), dan menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut. Pendorong pelemahan harga emas ini karena penguatan dolar AS.

Mengutip CNBC, Sabtu (16/1/2021), harga emas dipasar spot turun 1 persen menjadi USD 1.827,90 per ons, setelah sebelumnya turun sebanyak 1,3 persen. Sementara harga emas berjangka AS turun 1,2 persen ke level USD 1.829,90 per ons.

The dollar index yang merupakan indeks dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia, berada di jalurkenaikan mingguan terbesar sejak Oktober 2020. Penguatan dolar AS ini membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Serangan kekuatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil AS telah memicu koreksi jangka pendek ke harga emas," kata Analis Standard Chartered Suki Cooper.

"Pasar emas terjebak di antara pembelian jangka panjang di belakang ekspektasi inflasi yang meningkat karena langkah-langkah stimulus dan kekhawatiran atas pengurangan QE terwujud." tambah dia.

Untuk diketahui, imbal hasil obligasi pemerintah dengan jangka waktu 10 tahun bertahan mendekati level tertinggi dalam 10 bulan yang disentuh di awal pekan ini.

Pemerintahan Biden harus mendukung agenda kebijakan yang jauh lebih ekspansif dari sebelumnya, ”kata kepala perdagangan derivatif logam mulia di BMO, Tai Wong.

Presiden terpilih AS Joe Biden menguraikan proposal paket stimulus USD 1,9 triliun pada hari Kamis. Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang dapat dihasilkan dari stimulus tersebut.

Analis U.S. Global Investors Michael Matousek menjelaskan, dari sisi teknis, harga emas memiliki dukungan yang kuat sekitar USD 1.775 per ons, dan penurunan ke level itu dapat memicu aksi beli lagi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya