Liputan6.com, Jakarta - Ungkapan cheeky monkey atau monyet nakal kian bermakna harafiah setelah studi baru mengungkap perilaku hewan itu. Makalah yang diterbitkan dalam jurnal sains Royal Society tercatat mempelajari monyet di Pura Uluwatu, Bali.
Dalam kasus ini, risetnya tentang kelakuan mereka yang sering mencuri barang, seperti tas, topi, kacamata hitam, tablet, bahkan ponsel, dari manusia. Monyet-monyet ini menahan deretan item tersebut untuk ditebus dengan makanan.
Ditemukan bahwa monyet ekor panjang dewasa yang hidup liar cukup cerdas memahami barang mana yang memiliki nilai tertinggi bagi pengunjung, seperti barang elektronik. Karenanya, mereka hanya akan melepaskan barang tersebut setelah menerima makanan yang dianggap memiliki nilai setara.
Baca Juga
Advertisement
Para penulis mengatakan, perilaku tersebut menunjukkan "proses pengambilan keputusan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya" di antara monyet yang diamati sebagai bagian dari penelitian.
Mengutip CNN Travel, Sabtu (16/1/2021), para ilmuwan dari Universitas Lethbridge Kanada dan Universitas Udayana Bali mengamati bahwa selain mampu "menggunakan benda sebagai simbol token untuk meminta imbalan makanan tertentu," kemampuan barter hewan itu meningkat seiring bertambahnya usia dan pengalaman.
Ada "asosiasi perilaku yang jelas antara kepemilikan benda bernilai dan kualitas atau kuantitas makan bagi monyet sub-dewasa dan dewasa," kata penulis menambahkan bahwa monyet lebih tua "secara istimewa" memilih benda milik turis yang bernilai lebih tinggi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Waktu dan Kesimpulan Studi
Riset ini sendiri dilakukan selama 273 hari dari tahun 2015 hingga 2016, dengan observasi lebih lanjut dilakukan pada 2019.
Para ilmuwan mendokumentasikan monyet saat mereka menatap pengunjung, mendekati mereka secara tak mencolok, mengambil sebuah benda, dan melangkah ke samping menunggu persembahan yang sesuai.
Monyet dewasa mengumpulkan "beberapa hadiah makanan sebelum mengembalikan barang yang diambilnya," di mana benda itu bernilai tinggi. Jadi, ia "lebih mungkin" menerima "hadiah makanan yang kurang disukai" dengan imbalan item bernilai lebih rendah, kata studi tersebut.
"Konsep mengambil barang atau barter barang dengan makanan adalah tugas menantang secara kognitif bagi monyet Uluwatu yang mengungkap proses pengambilan keputusan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata para penulis.
"Praktik yang spontan dalam populasi spesifik, lazim, lintas generasi, terpelajar, dan dipengaruhi secara sosial ini mungkin merupakan contoh pertama dari ekonomi token yang dipelihara secara budaya pada hewan yang berkeliaran bebas," imbuh mereka. (Melia Setiawati)
Advertisement