Liputan6.com, Jakarta Angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia masih tertinggi kedua setelah kanker payudara.
Melihat data tersebut, dr. Gatot N.A. Winarno, Sp.OG(K), M.Kes dari Rumah Sakit Santo Borromeus, Bandung, Jawa Barat mengatakan bahwa memberi edukasi tentang skrining kanker serviks kepada masyarakat adalah hal yang sangat penting.
Advertisement
Menurutnya, kanker serviks merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini HPV (Human Papilloma Virus) DNA secara rutin, terutama bagi wanita yang sudah pernah berhubungan seksual.
“Hingga saat ini, kanker serviks merupakan penyebab kanker tertinggi kedua setelah kanker payudara pada wanita karena kurangnya skrining sejak dini,” ujar Gatot dalam keterangan pers Kalbe, Sabtu (16/1/2021).
Ia menambahkan, deteksi dini kanker serviks yang ada saat ini meliputi IVA (Inspeksi visual asam asetat), Pap Smear, Pap Smear Berbasis Cairan, dan HPV DNA. Tes HPV DNA dilakukan untuk mendeteksi sejak awal terjadinya infeksi virus HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.
“Semakin cepat kanker serviks dideteksi maka akan lebih mudah diobati,” tambahnya.
Simak Video Berikut Ini
Program Skrining Kanker Serviks
Dalam rangka Bulan Peduli Kanker Serviks Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Jawa Barat dan PT Kalbe Farma Tbk melakukan kerja sama dalam membuat program skrining HPV DNA.
Bulan Kesadaran Kanker Serviks sendiri berlangsung pada Januari 2021, di mana kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining kanker serviks serta meningkatkan cakupan skrining kanker serviks di Indonesia.
Sedang, pemeriksaan HPV DNA mencakup pemeriksaan terhadap 15 subtipe high risk dan didukung oleh Laboratorium Kalgen Innolab yang memberikan layanan laboratorium mulai dari pemeriksaan sederhana hingga yang canggih. Contohnya pemeriksaan molekuler guna mendukung pengobatan yang lebih presisi.
Menurut, Marketing General Manager Kalbe, dr. Selvinna, Kalbe menyelenggarakan program ini melalui divisi One Onco.
“One Onco adalah sebuah layanan (ekosistem) onkologi terintegrasi, yang memberikan solusi komprehensif kepada pasien kanker, melalui layanan diagnostic terpadu, terapi (pengobatan) hingga komunitas.”
“Harapannya dengan adanya layanan holistic ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dari pasien kanker dan keluarganya,” pungkas Selvianna.
Advertisement