Liputan6.com, Mamuju - Gempa bumi magnitudo 6,2 yang berpusat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat memakan sejumlah korban jiwa. Hingga Sabtu 16 Januari 2021 tercatat 45 orang meninggal dunia.
Kepala Basarnas Mamuju, Saidar Rahmanjaya mengungkapkan, dari 45 korban jiwa itu 36 di Mamuju dan 9 orang di Majene. Hingga kini pihaknya masih berusaha untuk mengevakuasi sejumlah korban gempa.
"Selain korban jiwa, ada juga 68 korban selamat yang mereka evakuasi dari reruntuhan gedung," kata Haidar kepada Liputan6.com, Sabtu (16/01/2021).
Baca Juga
Advertisement
Saidar menambahkan, berdasarkan laporan yang masuk ke Basarnas saat ini pihaknya masih mencari sejumlah korban gempa yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan.
"Laporannya masih ada warga yang belum ditemukan, tim masih melakukan evakuasi," ujar Saidar.
Dalam melakukan evakuasi Basarnas Mamuju dibantu oleh Basarnas Palu, Makassar dan pusat. Ia juga berpesan agar masyarakat tak ragu menghubungi pihak basarnas jika membutuhkan bantuan.
"Silakan hubungi kami," ucap Saidar.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Gempa Sulbar
Gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita. Gempa itu berpusat di 2,98 LS, 118,94 BT atau 6 kilometer Timur Laut Majene.
Gempa ini juga turut dirasakan di pusat ibukota Provinsi Sulawesi Barat, yakni Kabupaten Mamuju yang hanya berjarak 34 kilometer dari pusat gempa. Sejumlah bangunan dilaporkan roboh atau ambruk akibat gempa ini.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com sesaat usai gempa di wilayah Mamuju, bencana alam ini mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Sejumlah bangunan di kawasan kantor Gubernur Sulawesi Barat roboh, begitu juga dengan dua buah hotel, yakni Grand Maleo Hotel dan Matos Hotel bangunannya juga rusak parah.
Menurut data BMKG, gempa Majene guncangannya dirasakan di daerah Majene dan Mamuju pada skala IV-V MMI serta Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa pada skala III MMI. Pada skala III MMI getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah dan terasa seperti ada truk berlalu.
Sebelumnya, gempa berkekuatan Magnitudo 5,9 juga melanda kawasan itu, Kamis (14/1/2021), pukul 13.35.49 WIB atau sekitar pukul 14.30 Wita. Data BMKG menyebut, gempa Majene pertama ini juga bersifat merusak karena guncangan gempa mencapai skala intensitas VI MMI. Bahkan tidak hanya merusak, gempa pertama juga memicu dampak ikutan gempa (collateral hazard), berupa runtuhan batu (rockfall) di tebing-tebung perbukitan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada Liputan6.com mengatakan, gempa pertama Majene dirasakan juga hingga ke seberang pulau.
"Dilaporkan banyak warga di Kabupaten Paser dan Balikpapan di Kalimantan Timur ikut merasakan guncangan gempa Majene," katanya.
Advertisement