Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya investor pemula membuat pasar saham semakin menarik. Banyak dari mereka tergiur keuntungan dengan investasi yang diberikan.
Bahkan media sosial baru-baru ini dihebohkan dengan komentar seorang investor saham yang rela menggunakan uang pinjaman untuk berinvestasi.Tak hanya itu, Ia juga menyebut akan membayar seluruh utangnya hanya dalam waktu dua bulan karena yakin bisa menuai keuntungan.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy mengaku bila beberapa investor senior dan berpengalaman menggunakan sistem utang saat hendak berinvestasi.
Baca Juga
Advertisement
"Sebenarnya memang pada prakteknya banyak investor saham melakukannya dengan proses margin. Tapi biasanya yang begini itu investor yang sudah berpengalaman dan memang memiliki dana yang besar, jadi bukan investor kecil yang dananya pas-pas an," kata Budi kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu, (17/1/2021).
Budi juga menegaskan, kenaikan saham pada emiten yang dipilih memiliki risiko besar meleset. Ia menegaskan tak ada satupun orang yang secara akurat mampu mengetahui kenaikan pertumbuhan saham.
"Enggak bisa juga dipastikan naik pasti untung, salah besar itu. Namanya hutang ada argonya ada bunganya juga. Biasanya 18 persen setahun, jadi kalau pinjam tiga bulan saja sudah kena 4,5 persen. Enggak ada jaminan juga harga saham apapun dapat naik 2-3 bulan ke depan," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tak Sembarangan Pakai Margin
Meski mengakui ada pinjaman untuk investasi saham, Budi menegaskan bila investor pemula jangan buru-buru menggunakan sistem ini. Bukan keuntungan, kemungkinan terjadinya kerugian juga bisa didapatkan.
"Jadi ini dalam praktek ada dilakukan tapi hanya investor dengan dana besar dan pengalaman. Jadi enggak bisa sembarangan yang gunakan fasilitas ini. Apalagi memastikan 1-2 bulan naik sahamnya," ujar dia.
Advertisement