Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham pada 2021 akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tak terlepas dari sentimen positif secara global, salah satunya penggunaan vaksin di beberapa negara. Meski demikian, ada beberapa sektor yang perlu diperhatikan saat hendak memilih saham kapitalisasi besar atau big cap.
"Jadi begini, kalau kita bicara big cap itu kita membaginya per sektor. Karena tidak semua saham big cap itu akan bagus tahun ini tergantung sektornya," kata Pengamat Pasar Modal MNC Asset Manajemen Edwin Sebayang kepada Liputan6.com, ditulis Minggu, (17/1/2021).
Edwin menyebut, saham yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia merupakan sektor yang diprediksi bertumbuh pada 2021.
Baca Juga
Advertisement
"Saham-saham yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi growth-nya akan lebih bagus dan lebih cepat dia perform tahun ini, seperti perbankan, atau tambang, lalu konstruksi infrastruktur," ujarnya.
Selain itu, Presiden Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyebut, saham di sektor konsumer juga akan bertumbuh.
"Consumer masih bagus, lalu kita lihat Telkom juga sudah naik, mungkin seperti Jasa Marga belum recovery penuh. Kalau infrastruktur mungkin akan sedikit lebih lambat karena kita tahu dalam kondisi seperti sekarang ini, untuk bisa kembali seperti semula butuh waktu," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Investor Asing Borong Saham Kapitalisasi Besar
Sebelumnya, investor asing mencatatkan aksi beli sekitar Rp 7,07 triliun selama 11-15 Januari 2021. Tercatat aksi beli investor asing masih besar di sektor saham bank.
Mengutip data RTI, aksi beli investor asing di saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 2,4 triliun selama sepekan. Pada periode 11-15 Januari 2021, saham BBRI naik 4,3 persen ke posisi Rp 4.580 per saham. Nilai transaksi Rp 5,9 triliun.
Lalu aksi beli investor asing lainnya di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp 640,3 miliar. Nilai transaksi selama sepekan mencapai Rp 4 triliun. Saham BBCA melemah 1,35 persen.
Sementara itu, aksi beli investor asing di PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp 354,2 miliar selama sepekan. Total transaksi Rp 3,6 triliun. Saham TLKM susut 2,52 persen ke posisi Rp 3.480 per saham.
Presiden Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengaku bila saham big cap atau kapitalisasi besar masih sangat menarik karena pemulihan ekonomi belum secara penuh.
"Dari dulu yang paling menarik itu saham-saham yang marketnya besar. Saham big cap itu saham yang fundamentalnya kuat, bagus, terus kapitalisasinya juga besar," katanya saat dihubungi Liputan6.com seperti ditulis Sabtu, 16 Januari 2021.
William juga mengaku bila investor yang menginginkan investasi jangka panjang biasanya akan memilih saham big cap.
"Kalau turun, nanti juga naik karena secara perusahaan dia runningnya cukup baik, fundamentalnya kuat, jadi kita bisa belinya banyak," ujarnya.
Advertisement