Kondisi Jembatan Bolong yang Dikabarkan Putus Usai Gempa Sulbar

Belakangan ini muncul isi bahwa salah satu jembatan ikonik di Kabupaten Mamuju, yakni Jembatan 'Bolong' putus akibat gempa bumi magnitudo 6,2

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 17 Jan 2021, 00:30 WIB
Pasca-gempa bumi, tadi pagi, kembali terjadi longsoran di mana hampir 200 meter jalan tertutupi material longsor. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Belakangan ini muncul isi bahwa salah satu jembatan ikonik di Kabupaten Mamuju, yakni Jembatan 'Bolong' putus akibat gempa bumi magnitudo 6,2 pada Jumat (15/01/2021) pukul 02.28 Wita. Hal itu mengakibatkan akses jalur darat ke Mamuju tak bisa dilalui.

Selain itu juga muncul isu akan terjadi tsunami pasca-gempa 5 M mengguncang Majene pada Sabtu (16/01/2021) pukul 07.32 Wita, dikarenakan air laut dikabarkan di sekitar pusat gempa surut sangat jauh.

Menanggapi hal itu, Danlanal Mamuju, Letnan Kolonel Marinir La Ode Jimmy Herizal mengatakan, tak benar jika Jembatan 'Bolong' putus berdasarkan pemantauannya di lokasi.

Menurutnya, situasi yang membuat akses jalur darat tak bisa dilalui karena banyak material longsor yang menutupi badan jalan.

"Jadi jembatan itu tidak patah. Yang ada itu, pasca-gempa ada beberapa titik longsor sepanjang di Tapalang, tepatnya di Desa Takandeang," kata La Ode kepada Liputan6.com, Sabtu (16/01/2021).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


200 Meter Jalan Tertutup Longsor

Pasca-gempa bumi, tadi pagi, kembali terjadi longsoran di mana hampir 200 meter jalan tertutupi material longsor. (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Bahkan, La Ode menambahkan, pasca-gempa bumi, tadi pagi, kembali terjadi longsoran di mana hampir 200 meter jalan tertutupi material longsor. Karena itu, menurutnya yang dibutuhkan saat ini adalah alat berat untuk menyingkirkan meterial itu.

"Setelah disingkirkan, jalur darat sudah bisa dilalui. Jadi tidak benar kalo Jembatan 'Bolong' itu dikabarkan patah," ujarnya.

Terkait, isu tsunami, La Ode menjelaskan, jika surutnya air laut di sekitar pusat gempa adalah hal yang wajar. Karena proses surutnya air terjadi secara wajar, tidak surut secara tiba-tiba.

Masyarakat juga diimbau untuk tak mudah mempercayai isu yang beredar.

"Saya lihat kedalaman air tadi masih normal, walaupun surutnya agak jauh, hampir sampai ke mercusuar tapi itu masih normal," tutup La Ode.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya