Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya memasyarakatkan pasar modal kepada pelaku usaha dan investor untuk berinvestasi di pasar modal lewat securitiy crowdfunding.
Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggenjot edukasi dan sosialisasi layanan urun dana berbasis teknologi atau disebut securities crowdfunding/SCF. Salah satunya di Sulawesi Utara.
Sosialisasi dan edukasi SCF ini untuk membantu permodalan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sulawesi Utara (Sulut).
Baca Juga
Advertisement
“BEI bersama OJK Sulutgomalut (Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara) turut mensosialisasikan Securities Crowd Funding dan Acceleration Board untuk bisa membantu UKM di Sulut dari segi alternatif permodalan,” ujar Kepala BEI Sulut Mario Iroth, seperti dilansir dari Antara, ditulis Minggu (17/1/2021).
Mario menuturkan, dengan edukasi dan sosialisasi SCF ini diharapkan memberikan alternatif sumber pendanaan yang cepat, mudah dan murah bagi generasi muda dan UMKM yang belum terjangkau bank (bankable).
Kepala OJK Sulutgomalut Darwiman menuturkan, security crowfunding akan menyediakan pendanaan bagi UMKM penyedia barang dan jasa pemerintah yang potensinya cukup besar. Keberadaan instrumen ini juga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif portofolio investasi investor muda.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pelengkap Equity Crowdfunding
Masyarakat yang selama ini memiliki kecenderungan konsumsi terbilang tinggi tetapi konsumsinya akan tertahan dengan investasi di platform ini yang mudah dan risikonya relatif kecil.
Para pelaku industri SCF akan dinaungi dalam Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (Aludi) yang berkewajiban untuk menjaga ekosistem industri layanan urun dana yang sehat dengan merumuskan code of conduct dan melakukan pengawasan implementasi dan menerbitkan anggotanya.
Securities crowdfunding merupakan pelengkap dari equity crowdfunding yang membolehkan UMKM meraup dana di pasar modal dengan penerbitan saham.
Advertisement