Liputan6.com, Jakarta- Pandemi Covid-19 membuat banyak penyelenggaraan acara terhambat. Di satu sisi masyarakat takut akan resiko penularan, namun mereka yang bergantung penghasilannya dari pameran juga tak bisa hanya berdiam diri di rumah.
Mau tak mau, keadaan mengharuskan mereka untuk Berani Berubah. Mencari cara untuk tetap bisa berkarya meski terhalang situasi pandemi.
Advertisement
Salah satunya adalah Lulut Wahyudi, atau akrab dipanggil Lulut Retro. Selama 8 tahun, dia sudah rutin mengadakan pameran kendaraan modifikasi. Kustomfest namanya, wadah dimana para seniman bisa memamerkan hasil karya mereka.
Namun, tahun 2020 menjadi sebuah tantangan besar. Di tengah aturan PSBB, mau tak mau penyelenggaraan Kustomfest yang tadinya selalu masif dan penuh euforia harus disesuaikan dengan keadaan.
“Kita ingin menjadi penanda buat tahun pertama pandemi ini bahwa para pelaku kreatif, para seniman custom motor gitu. Tetap berjalan, tidak mati karena adanya banyak keterbatasan,” ungkap Lulut kepada Tim Berani Berubah.
“Tapi justru bisa melahirkan karya-karya yang hebat dan tetap dipresentasikan kepada masyarakat di tengah keterbatasan juga,” lanjutnya.
Bila 8 tahun sebelumnya dia mengadakan Kustomfest di Jogja Expo Center dan selalu di minggu pertama bulan Oktober, di masa pandemi ini lokasi jadi bergeser ke Jogja National Museum.
Lulut juga harus pelan-pelan mengedukasi para pengunjung setia Kustomfest untuk menjaga jarak bila ingin melihat pameran.
Dengan persetujuan bersama Satuan Penanganan Covid-19, pameran ini dibagi menjadi empat sesi. Setiap sesinya dibatasi hanya untuk 30 pengunjung.
Totalnya, hanya 120 pengunjung yang boleh mengunjungi Kustomfest dalam sehari. Ini adalah perubahan yang sangat signifikan, sebab tadinya pengunjung bisa mencapai angka 27.000 dalam dua hari.
“Kustomfest 2020 menerapkan standar protokol kesehatan yang ketat. Jadi apa-apa yang memang digariskan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid itu kita ikuti secara melekat,” tutur Lulut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Upaya Agar Seniman Tetap Hidup
Di saat banyak pameran dan acara batal diselenggarakan karena adanya pandemi, Kustomfest tetap berusaha hadir dengan semua keterbatasan yang ada. Semua semata-mata agar seniman bisa terus menyambung hidup, dan karyanya dikenal masyarakat.
"Di saat event-event kustom culture di belahan dunia lain itu di-cancel tidak ditiadakan. Kita tetap menyelenggarakan walaupun dengan penuh aturan yang sangat-sangat ketat," ujar Lulut.
Meski acara jadi terkesan senyap, namun yang penting acara tetap berjalan. Memberikan secercah harapan bagi para seniman agar tetap bisa eksis.
“Pandemi ini tidak bisa menyurutkan kita, tidak bisa menghentikan kita,” Lulut mengakhiri.
Pastinya cerita ini menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk. Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Ingin tahu cerita lengkapnya, simak dalam video berikut ya.
Advertisement