Liputan6.com, Manila - Badan pengawas obat Filipina atau FDA Filipina, pada 15 Januari 2021, telah mengesahkan penggunaan darurat vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech --menjadikannya salah satu negara di Asia Tenggara yang mengizinkan pemakaian vaksin produksi Amerika Serikat-Jerman tersebut.
Kabar itu membawa angin segar bagi Filipina, yang saat ini mencatat 492.000 infeksi dan hampir 10.000 kematian sepanjang pandemi.
Baca Juga
Advertisement
"FDA Filipina hari ini memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech. Diputuskan bahwa manfaat menggunakan vaksin melebihi risiko yang diketahui dan potensial," kata Direktur Jenderal FDA Filipina Eric Domingo dalam konferensi pers virtual.
Tapi, negara itu dihadapi kendala paling krusial: mereka belum mengamankan kesepakatan pasokan vaksin dengan Pfizer, demikian seperti dikutip dari Mashable Asia, Minggu (17/1/2021).
Pejabat kesehatan dan pandemi di negara itu membidik peluncuran program vaksinasi pada Februari 2021. Namun, ketika melihat faktor-faktor seperti waktu, logistik, dan jumlah total vaksin yang akan diterima negara, belum ada yang pasti.
Menurut Sekretaris Carlito Galvez Jr, pria yang bertanggung jawab atas respons pemerintah Filipina terhadap COVID-19 (termasuk pemilihan vaksin), negara itu akan mengandalkan kemungkinan kelebihan pasokan 25 hingga 40 juta dosis Pfizer-BioNTech dari AS dan negara-negara lain yang telah mengamankan pesanan sebelumnya.
Surat kabar Filipina Inquirer melaporkan bahwa negara itu "tengah melakukan negosiasi lanjutan dengan Pfizer" untuk mengamankan stok sesegera mungkin.
Simak video pilihan berikut:
Mengandalkan GAVI COVAX
Target Filipina untuk memulai program vaksinasi Februari 2021 juga tergantung pada apakah Filipina termasuk dalam daftar 'inisiatif global vaksin untuk semua' atau GAVI COVAX yang memenuhi syarat.
Dijuluki sebagai aliansi vaksin global, COVAX didukung oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertujuan untuk membantu negara-negara memperoleh vaksin COVID-19.
Filipina diatur untuk mengirim banding ke COVAX pada 15 Januari untuk dimasukkan ke dalam daftar negara.
Pejabat COVAX diperkirakan akan melakukan pemeriksaan fasilitas penyimpanan dan manajemen cold supply chain di Filipina sebelum mereka memutuskan apakah Filipina siap untuk menangani vaksin Pfizer-BioNTech. Penilaian dijadwalkan berlangsung dari 19 Januari - 29 Januari 2021.
Jika Filipina lulus inspeksi ini, orang Filipina dapat mengharapkan untuk mendapatkan vaksin pada bulan mendatang atau lebih.
Advertisement