Liputan6.com, Jakarta - Hujan dengan intensitas tinggi serta struktur tanah yang labil mengakibatkan banjir dan tanah longsor terjadi di daerah Manado, Sulawesi Utara pada Sabtu, 16 Januari 2021.
Banjir terjadi Sabtu, 16 Januari 2021 pada pukul 15.09 Wita dengan tinggi muka air sekitar 50 sampai 300 centimeter.
Advertisement
Bencana banjir dan tanah longsor itu terjadi di Manado disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Menurut BNPB, lima orang meninggal dunia.
"Ada satu orang masih dilakukan pencarian. Dan sebanyak 500 orang mengungsi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangan tertulis, Minggu (17/1/2021).
Dia mengatakan, setidaknya 9 kecamatan dan 33 kelurahan di Kota Manado terdampak banjir dan tanah longsong.
Saat ini, menurut Raditya Jati, banjir tersebut sudah berangsur surut. Meski begitu, ada 1 orang korban lagi yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan hingga dini hari tadi.
Berikut deretan fakta banjir dan tanah longsor yang terjadi di Manado dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
5 Meninggal Dunia, 500 Orang Mengungsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bencana banjir dan tanah longsor terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Akibatnya, lima orang meninggal dunia.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, ada satu orang masih dilakukan pencarian. Dan sebanyak 500 orang mengungsi.
"Lima orang meninggal dunia, satu orang hilang masih dalam pencarian. Dan 500 orang mengungsi masih dalam proses pendataan," kata Raditya dalam keterangan tertulis, Minggu (17/1/2021).
Advertisement
9 Kecamatan Terdampak Bencana
Menurut Raditya Jati, sebanyak 9 kecamatan dan 33 kelurahan di Kota Manado terdampak banjir dan tanah longsor.
Kecamatan terdampak bencana tersebut yakni Kecamatan Singkil (lima kelurahan), Kecamatan Tuminting (lima kelurahan), Kecamatan Bunaken (satu kelurahan), dan Kecamatan Paal Dua (enam kelurahan).
Kemudian Kecamatan Tikala (empat kelurahan), Kecamatan Wenang (dua kelurahan), Kecamatan Sario (tiga kelurahan), Kecamatan Malalayang (empat kelurahan), serta Kecamatan Wanea (tiga kelurahan).
Belasan Rumah Rusak
Raditya menjelaskan, banjir dan tanah longsor di Manado juga mengakibatkan kerugian materiil. Adapun data sementara ada 12 unit rumah rusak.
"Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan kerugian materil yakni dua unit rumah rusak berat dan 10 unit rumah rusak sedang," kata dia.
Banjir Mulai Surut dan Bantuan Sudah Berdatangan
Meski demikian, banjir yang terjadi di Manado itu berangsur surut.
"BPBD Kota Manado memantau banjir saat ini telah berangsur surut," kata Raditya.
Raditya melanjutkan, saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Manado sudah melakukan kaji cepat dan evakuasi bersama SAR, TNI/Polri, masyarakat dan relawan. Selain itu, BPBD Kota Manado juga memberikan bantuan makanan siap saji kepada para pengungsi.
Advertisement
1 Orang Masih Hilang
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Donald Sambuaga mengatakan, ada 1 orang lagi yang dilaporkan hilang dan belum ditemukan hingga Minggu (17/1/2021) dini hari.
"Kami sudah melaporkan ke Gubernur Sulut tentang banjir dan tanah longsor yang melanda Manado, dengan enam korban jiwa, di mana satu orang belum ditemukan," kata Donald di Manado, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, korban meninggal karena longsor Manado menutupi rumah mereka di Perkamil Lingkungan 5.
"Sebanyak tiga orang masing-masing Fani Poluan(50 tahun), Arni Laurens (44 tahun) dan Celsi(8 tahun), di Kelurahan Paal 4 Lingkungan 6, korban meninggal Aiptu Kifni Kawulur (48 tahun) dan di lokasi Lorong Cempaka Jalan Sea Kelurahan Malalayang Barat dua korban jiwa yakni Meiny Pondaag (62 tahun) seorang guru SMA, serta San Hasan (30 tahun) belum ditemukan," jelas Donald.
(Fifiyanti Abdurahman)
Banjir Datang, Waspada Klaster Pengungsian
Advertisement