Menepis Bencana Banjir dan Longsor di Purbalingga

Menurut data Pemerintah Kabupaten Purbalingga, banjir menyebabkan 80 rumah warga di Desa Cilapar dan 82 rumah warga di Desa Penolih tergenang

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 18 Jan 2021, 09:00 WIB
Di antara harta benda warga Purbalingga yang terseret longsor itu ada rumah yang baru dibangun sebulan lalu. (Liputan6.com/Aris Andrianto)

Liputan6.com, Purbalingga - Pemerintah Kabupaten Purbalingga di Provinsi Jawa Tengah berencana melakukan normalisasi sungai untuk menekan risiko banjir.

"Untuk mendukung mitigasi bencana maka kami akan melakukan normalisasi sungai, utamanya adalah normalisasi Sungai Ranu," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi di Purbalingga, Minggu, dikutip Antara.

Hujan deras yang turun sejak Selasa (12/1) telah menyebabkan air Sungai Ranu meluap dan membanjiri dua desa di wilayah Purbalingga.

"Desa Cilapar dan Penolih di Kecamatan Kaligondang sempat dilanda banjir akibat meluapnya air Sungai Ranu," kata Bupati.

Banjir yang melanda dua desa itu menyebabkan permukiman warga tergenang sehingga sebagian warga terpaksa mengungsi.

Menurut data Pemerintah Kabupaten Purbalingga, banjir menyebabkan 80 rumah warga di Desa Cilapar dan 82 rumah warga di Desa Penolih tergenang.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Waspada Puncak Musim Hujan

Selain menggenangi rumah warga, menurut Bupati, banjir menyebabkan tanggul rusak dan 50 hektare sawah terendam.

Ia mengatakan bahwa Desa Cilapar dan Penolih sering kebanjiran luapan air Sungai Ranu. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten akan melakukan normalisasi sungai untuk menekan risiko banjir pada musim hujan.

"Kami berharap dengan normalisasi maka akan mampu menampung debit air yang tinggi setelah pengangkatan sedimen," kata Bupati.

"Sebelum normalisasi dilakukan, kami akan memasang sand bag (karung isi pasir) dulu sebagai upaya penanganan sementara guna menahan luapan air," katanya.

Menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Purbalingga masih berpotensi hujan hingga beberapa hari ke depan.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan.

"Terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana seperti di wilayah lereng atau perbukitan atau di bantaran sungai, kesiapsiagaan diperlukan guna mengurangi tingkat risiko bencana itu," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya