Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Sulawesi Barat Irjen Eko Budi Sampurno meluruskan kabar penjarahan bantuan logistik untuk korban terdampak gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat. Menurut hasil evaluasi di lapangan, insiden tersebut bukanlah penjarahan, melainkan sekelompok masyarakat yang minta bantuan di jalan.
"Saya sudah tangani hal itu," kata Eko saat dikonfirmasi Liputan6.com, Minggu (17/1/2021).
Advertisement
Namun, guna mengantisipasi terjadinya penjarahan, Eko memerintahkan jajaran di polres perbatasan seperti Polres Polman, Polres Majene, Polres Pasang Kayu dan Mamuju Tengah untuk mengawal setiap bantuan kemanusiaan yang datang menuju lokasi bencana.
"Setiap kendaraan bantuan yang akan ke Majene dan Mamuju akan dihentikan di wilayah Polman dan bila sudah cukup banyak akan dikawal oleh Polres setempat hingga tujuan, termasuk menempatkan Brimob Polda Sulsel di lokasi rawan," jelas Eko.
Sehingga, lanjut Eko, bantuan yang datang dari wilayah luar bencana akan dialihkan sementara ke dalam tiap Polres perbatasan untuk nantinya dilakukan pengawalan. Harapannya, bantuan terkondisikan dan aman sampai ke penerima utama korban bencana gempa.
"Saya sudah menyusuri jalur dan memberi pengertian kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondisi keamanan," dia menandasi.
Sementara itu, Polres Majene mulai mengawal bantuan gempa untuk para pengungsi di wilayah kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju guna mencegah terjadinya penjarahan.
"Guna memastikan bantuan kemanusiaan pascagempa yang mengguncang daerah Majene dan Mamuju, tiba di lokasi tujuan dengan aman, maka akan diberikan pengawalan," kata Kepala Bagian Operasi Polres Majene, AKP Ujang Saputra, di Majene, Minggu (17/1/2021).
Ia mengatakan, Polres Majene akan selalu memberikan pelayanan terbaiknya dengan mengawal setiap logistik bantuan yang akan disalurkan agar dapat diterima pengungsi secara merata.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Belum Tersentuh Bantuan
Ia menyampaikan, terdapat warga yang belum tersentuh bantuan, akibat banyaknya titik pengungsian gempa yang didirikan warga.
"Bantuan hanya mengarah ke titik yang ditentukan pemerintah sementara banyak titik pengungsi akibat gempa ini," katanya.
Ia meminta, personelnya untuk mendata secara akurat korban maupun rumah warga yang roboh dan kerusakan lainnya sehingga bantuan dapat dimaksimalkan dan terarah.
Advertisement