Seorang petugas memindahkan peti mati di ruang duka krematorium di Meissen, Jerman timur, 13 Januari 2021. Lonjakan kematian akibat virus corona COVID-19 di sudut timur Jerman ini mengakibatkan menumpuknya peti mati hingga tiga tingkat di ruang krematorium. (JENS SCHLUETER/AFP)
Peti mati dipindahkan untuk dikremasi ke dalam tungku di krematorium saat pandemi virus corona sedang berlangsung di Meissen, Jerman timur pada 13 Januari 2021 Sebagian besar almarhum, yang akan dikremasi di sini, meninggal karena atau terkena COVID-19. (JENS SCHLUETER/AFP)
Pemandangan peti mati di ruang duka krematorium di Meissen, Jerman timur, 13 Januari 2021. Banyak di antara peti jenazah itu yang ditutup dengan plastik, diberi tulisan "risiko infeksi", "mendesak", atau hanya bertuliskan "COVID". (JENS SCHLUETER/AFP)
Sebuah peti mati dengan tulisan "risiko infeksi" terlihat sebelum dikremasi di krematorium di Meissen, Jerman timur pada 13 Januari 2021. Krematorium ini biasanya hanya mengurus 70 hingga 100 jenazah pada musim dingin, ketika wabah influenza melanda para lansia. (JENS SCHLUETER/AFP)
Seorang petugas memindahkan peti mati di ruang duka krematorium di Meissen, Jerman timur, 13 Januari 2021. Saking penuhnya, mobil pengantar jenazah harus menunggu lama untuk dapat menurunkan peti mati dari mobil dan membawanya ke krematorium. (JENS SCHLUETER/AFP)
Peti mati dengan tulisan 'Mendesak' ditumpuk di samping peti mati lain sebelum dikremasi di krematorium saat pandemi corona sedang berlangsung di Meissen, Jerman pada 13 Januari 2021. Krematorium itu juga dilaporkan kekurangan pekerja karena banyaknya panggilan untuk kremasi. (JENS SCHLUETER/AFP)
Peti mati disiapkan untuk kremasi di tungku di krematorium saat pandemi virus corona sedang berlangsung di Meissen, Jerman timur pada 13 Januari 2021. Kini krematorium tersebut memiliki 300 jenazah yang menunggu untuk dikremasi, dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. (JENS SCHLUETER/AFP)
Peti mati dengan tulisan 'Corona' terlihat sebelum dikremasi di krematorium di Meissen, Jerman timur pada 13 Januari 2021. Krematorium sedang melakukan yang terbaik untuk memenuhi permintaan, menyalakan tungku kembar setiap 45 menit dan mengelola 60 kremasi sehari. (JENS SCHLUETER/AFP)