Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana menjual atau mengalihkan saham hasil pembelian kembali (buyback) sebanyak 229,77 juta saham.
Hal itu disampaikan manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Penjualan saham buyback itu dilakukan pada 28 Januari 2021-25 Februari 2022. Perseroan telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas untuk pengalihan dan penjualan saham tersebut.
Penjualan saham hasil buyback tersebut juga merujuk pada surat perseroan 21 Juli 2020 Nomor 020/SM-DIR/OJK/VII/2020 perihal perpanjangan waktu pengalihan saham hasil pembelian kembali (buyback) PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Perseroan), perseroan pun hendak menjual saham buyback tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor:30/POJK.04/2017 tentang pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh perusahaan terbuka khususnya pasal 23 dengan "Perusahaan Terbuka wajib mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling lambat 14 hari sebelum dilaksanakannya penjualan saham hasil pembelian kembali.
Perseroan berencana menjual kembali saham buyback tersebut melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebelumnya pada 2015, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mengumumkan akan membeli kembali 2,2 persen saham atau buyback saham senilai maksimum Rp 198 miliar. Dana buyback berasal dari kas internal perseroan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham SIDO
Saham SIDO melemah 2,61 persen ke posisi Rp 745 per saham pada perdagangan Jumat, 15 Januari 2021. Total frekuensi perdagangan 13.726 kali dengan nilai transaksi Rp 37 miliar.
Selama periode 11-15 Januari 2021, saham SIDO melemah 5,2 persen ke posisi Rp 745 per saham. Saham SIDO sempat berada di level tertinggi 795 dan terendah 740. Total frekuensi perdagangan 51.745 kali dengan nilai transaksi Rp 149,9 miliar.
Advertisement
Kinerja Keuangan
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 10,78 persen menjadi Rp 640,80 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 578,44 miliar.
Penjualan perseroan naik 6,04 persen menjadi Rp 2,25 triliun hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,12 triliun.
Perseroan kantongi kas dan setara kas mencapai Rp 1,02 triliun pada 30 September 2020 dibandingkan 31 Desember 2019 sebesar Rp 806,82 miliar.
Rekomendasi Saham
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, pihaknya memberikan rekomendasi netral dengan target harga saham Rp 790 dalam satu tahun untuk PT Industri Jamu dan Sido Muncul Tbk (SIDO). Target harga tersebut juga 25,6 kali price earning (PE).
PT Sinarmas Sekuritas masih tetap memilih SIDO seiring neraca sehat dan posisi kas yang menarik. Apalagi perseroan juga menjadi pemimpin pasar dalam industri jamu modern.
Meski demikian, PT Sinarmas Sekuritas menurunkan rekomendasi menjadi netral seiring harga saham sudah naik dan valuasi telah berubah menjadi premium.
Di sisi lain, PT Sinarmas Sekuritas melihat pertumbuhan menarik di semua segmen bisnis Sido Muncul. Pihaknya juga mengharapkan perusahaan akan mampu mencapai pertumbuhan pendapatan 4,7 persen pada 2020 dan 9,3 persen pada 2021.
Hal tersebut didukung profil produk yang relatif tangguh. Kinerja positif juga terlihat di seluruh produk termasuk untuk menguatkan imun tubuh mulai dari produk minuman herbal bubuk dan multi vitamin, serta perseroan mendorong segmen F&B menjadi dua digit.
Sido Muncul juga berupaya mendiversifikasi penjualannya yang saat ini didominasi oleh Tolak Angin. Pada 2021, perseroan memperkenalkan 14 produk baru dan varian untuk melayani kebutuhan dan memperluas cakupan. PT Sinarmas Sekuritas meihat upaya ini akan meningkatkan kegairahan pelanggan.
"Pertumbuhan dari pasar domestik akan menjadi pendorong utama dalam waktu dekat karena penjualan ekspor menghadapi masalah logistik. Perusahaan juga memperluas penetrasi dan meningkatkan tingkat konsumsi di Indonesia Timur seiring tingkat konsumsi masih relatif rendah,” dikutip dari riset PT Sinarmas Sekuritas.
Oleh karena itu, SIDO akan menambah outlet aktif dan meningkatkan insentif untuk salesman, memperkuat penjualan dan meningkatkan strategi pemasaran. Meski demikian, perseroan menargetkan kontribusi penjualan ekspor meningkat 6-7 persen.
Advertisement