Vaksinasi COVID-19 Pertama di India Tak Penuhi Target karena Aplikasi Eror

Erornya aplikasi membuat ribuan tenaga kesehatan gagal mengikuti program vaksinasi COVID-19 hari pertama

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2021, 14:01 WIB
Umat Hindu yang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat berdoa dalam kuil di Jammu, India, 17 Oktober 2020. Berdasarkan data Worldometers pada 19 Oktober 2020, jumlah kasus COVID-19 di India sebanyak 7.548.238. (AP Photo/Channi Anand)

Liputan6.com, New Delhi - Program vaksinasi COVID-19 di India tidak berjalan mulus. Hal tersebut karena adanya eror pada aplikasi buatan pemerintah, yang bertugas mengkampanyekan vaksinasi Virus Corona.

Target vaksinasi India di hari pertama program tersebut dimulai, Sabtu, 16 Januari 2021, adalah 28.500 tenaga kesehatan (takes). Namun, yang menerima vaksin COVID-19 tercatat pada hari itu hanya 18.328 orang.

"Kami berencana untuk memvaksinasi 28.500 orang pada hari Sabtu, tetapi hanya dapat melakukan 18.328 karena gangguan pada aplikasi," ujar salah satu pejabat kesehatan yang tidak ingin disebutkan namanya, diwartakan Reuters dan dikutip dari Channel News Asia pada Senin, 18 Januari 2021.

Aplikasi yang bernama Co-Win seharusnya memberi tahu nakes di India bahwa hari itu mereka akan menerima suntikan vaksin COVID-19. Namun, banyak nakes melaporkan mereka tidak menerima pemberitahuan apa pun dari aplikasi tersebut.

Erornya aplikasi tersebut membuat beberapa wilayah di India terpaksa memberitahukan program vaksinasi COVID-19 ke nakes secara manual lewat panggilan telepon.

"Kami juga mengikuti rencana B. Kami menghubungi orang untuk divaksinasi langsung secara offline," ujar Direktur Layanan Kesehatan wilayahnya Odisha, Bijay Kumar Mohapatra.

 

Load More

Simak Video Berikut Ini


Komentar Pemerintah India

Seorang pria yang mengenakan masker sebagai pencegahan terhadap virus corona COVID-19 duduk dalam bus saat berhenti di Dharavi, Mumbai, India, Senin (14/12/2020). Kasus COVID-19 di India mencapai 9.906.484 kasus, 143.746 orang meninggal dunia, dan 9.421.795 orang sembuh. (AP Photo/Rafiq Maqbool)

Pemerintah India tidak memberi komentar detail atas kendala tersebut. Namun, Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India, Manohar Agnani, mengatakan pemerintah India akan mencoba memperbaiki eror tersebut.

"Performa dan kecepatan sistem ditingkatkan dan lebih dioptimalkan," ujarnya.

Untuk diketahui, kasus positif COVID-19 di India berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Minggu (17/01/2021) pukul 04:35, telah mencapai 10.557.985 kasus, dengan 152.274 kasus kematian.

Jumlah tersebut, menjadikan India sebagai negara di urutan kedua dengan jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di dunia, setelah Amerika Serikat.

Atas torehan tersebut, Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan akan coba mengendalikan pandemi COVID-19 di India dengan program vaksinasi, yang disebut mereka sebagai vaksinasi terbesar di dunia.

 

(Penulis: Rizki Febianto)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya