Kasus COVID-19 Melonjak, China Bangun RS 1.500 Kamar Hanya 5 Hari

China berhasil membangun rumah sakit dalam 5 hari, akibat lonjakan kasus Virus Corona COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Jan 2021, 10:31 WIB
Li Xiang, petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memeriksa hasil pengujian di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu

Liputan6.com, Beijing- China berhasil menyelesaikan pembangunan sebuah rumah sakit dengan 1.500 kamar untuk para pasien yang terinfeksi Virus Corona COVID-19, hanya dalam waktu lima hari. 

Rumah sakit itu dibangun dalam upaya China menghadapi lonjakan kasus Virus Corona COVID-19 di sebuah kota di selatan Beijing.

Dilaporkan Associated Press, Senin (18/1/2021), rumah sakit tersebut adalah satu dari enam fasilitas perawatan dengan total 6.500 kamar yang sedang dibangun di wilayah Nangong, Provinsi Hebei, menurut laporan kantor berita Xinhua.

Pembangunan seluruh rumah sakit itu diperkirakan akan selesai dalam sepekan. Laporan Xinhua juga mengatakan bahwa 645 orang di Nangong dirawat karena COVID-19.

Sementara itu, rumah sakit lainnya dengan 3.000 kamar di wilayah Shijiazhuang, juga dilaporkan dalam proses pembangunan.

Klaster baru COVID-19 telah ditemukan di Beijing, dan Provinsi Heilongjiang, Provinsi Liaoning, dan Provinsi Sichuan. 

Diketahui bahwa China sebagian besar telah berhasil menangani wabah Virus Corona COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di Wuhan pada akhir 2019, tetapi telah kembali mengalami lonjakan kasus sejak Desember 2020. 

Komisi Kesehatan Nasional China memperingatakan bahwa infeksi COVID-19 di negara itu kini menyebar sangat cepat.

"Lebih sulit untuk ditangani. Penularan antara masyarakat kerap terjadi, sehingga sulit untuk dicegah," demikian pernyataan Komisi Kesehatan Nasional China. 

"Semuanya datang dari luar negeri. (Infeksi COVID-19) itu disebabkan oleh pekerja yang masuk atau barang impor, termasuk makanan dingin yang terkontaminasi," tambah pernyataan itu.

Pada 16 Januari, pemerintah kota Beijing menghimbau para pelancong yang tiba dari luar negeri agar menjalani "pemantauan medis" tambahan selama sepekan setelah karantina. 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Berikut Ini:


Tes Massal COVID-19 di Shijiazhuang

Seorang pekerja medis menulis nama rekan mereka pada baju pelindung untuk membantu identifikasi menyusul wabah virus corona di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan University, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Jumat (24/1/2020). Penemuan virus corona pertama kali diungkapkan oleh dr Li Wenliang. (Xiong Qi/Xinhua

Sementara itu, pihak berwenang Shijiazhuang sejauh ini telah menyelesaikan pembangunan rumah sakit dengan 1.000 kamar, menurut laporan stasiun TV pemerintah.

Program pembangunan rumah sakit serupa juga diluncurkan oleh Partai Komunis China saat masa awal wabah pada 2019 lalu di Wuhan.

Disebutkan dalam laporan Xinhua, yang mengutip Wakil Wali Kota, Meng Xianghong, bahwa lebih dari 10 juta orang di Shijiazhuang telah menjalani tes COVID-19 pada Jumat malam.

Dikatakan juga bahwa 247 kasus penularan lokal telah ditemukan dari tes tersebut.

Sementara itu, para peneliti yang dikirim oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang berada di Wuhan untuk menyelidiki asal-usul virus itu.

Tim peneliti yang tiba pada Kamis (14 Januari) itu kini berada di bawah karantina dua pekan, tetapi akan berbicara dengan para ahli China melalui video conference.


Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari COVID-19

Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya