Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (Dolar AS) berpotensi melemah pada perdagangan awal pekan ini. Kurs rupiah melemah di tengah variasi pergerakan mata uang kawasan Asia.
Mengutip Bloomberg, Senin (18/1/2021), rupiah dibuka di di angka 14.025 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.020 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.065 per dolar AS.
Advertisement
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.025 per dolar AS hingga 14.070 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,11 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.080 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.068 per dolar AS.
"Awal pekan ini, kemungkinan masih akan berada di atas Rp 14.000 per dolar," kata analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara, Senin (18/1/2021).
Menurut Rully, pergerakan rupiah akan banyak dipengaruhi faktor dari global, terutama kenaikan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
"Kalau saya melihat ada kecenderungan pasar kembali memburu karena beberapa hal negatif, terutama seputar vaksinasi global yang lambat dan kebijakan lockdown yang berdampak kepada ekonomi," ujarnya.
Selain itu, lanjut Rully, pasar juga melihat perkembangan dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pekan ini.
"Kami perkirakan suku bunga acuan BI tetap masih akan flat di 3,75 persen," katanya.
Rully memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.020 per dolar AS hingga Rp14.093 per dolar AS.
Pada Jumat (15/1/2021) lalu, rupiah ditutup menguat 39 poin atau 0,28 persen ke posisi Rp14.020 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.059 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sri Mulyani Prediksi Rupiah di Kisaran 15.300 per Dolar AS pada 2021
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menunjukkan penguatan. Ia pun memperkirakan rupiah bakal berada di kisaran 14.500 per dolar AS hingga 15.500 per dolar AS di 2020 dan terus menguat ke 14.900 per dolar AS hingga 15.300 per dolar AS di 2021.
Sri Mulyani menjelaskan, sejak awal tahun hingga hari ini nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi 8,9 persen. Namun dalam catatan dia, gerak nilai tukar pada minggu kedua April ini masih lebih kuat jika dibandingkan dengan posisi Maret lalu.
“Tentu karena kita semua tahu bahwa kondisi ini masih sangat tidak pasti maka kisaran proyeksi akan terlihat akan sangat bervariasi dari institusi ke institusi untuk nilai tukar rupiah kami perkirakan untuk 2021 ada di kisaran 14.900 per dolar AS hingga 15.300 per dolar AS,” kata Sri dalam Rapat kerja Komisi XI DPR membahas Asumsi Dasar dalam KEM PPKF RAPBN 2021, Senin (22/6/2020).
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari negara-negara lain, maka nilai tukar rupiah akan cenderung menguat. Hal tersebut terjadi karena pemulihan ekonomi yang baik akan menarik arus modal masuk.
Namun, ia juga tak memungkiri bahwa pemulihan ekonomi negara maju khususnya Amerika Serikat akan menentukan likuiditas dolar AS di pasar global.
“Kondisi saat ini rupiah jauh lebih kondusif dibandingkan Februari-Maret 2020 ketika terjadi volatilitas yang sangat tinggi. Proyeksi nilai tukar dalam dokumen KEM PPKF perlu disesuaikan,” ujarnya.
Advertisement