Liputan6.com, Washington, D.C. - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan akan memberi sekitar 100 grasi (pardon) sebelum melepas jabatannya. Trump akan resmi berhenti menjabat pada 20 Januari dan digantikan Joe Biden pada 21 Januari mendatang.
Menurut laporan CNN, Senin (18/1/2021), ada tiga sumber orang dalam yang menyebut Donald Trump akan memberi grasi kepada kriminal kerah putih bahkan hingga rapper kelas atas.
Baca Juga
Advertisement
Pada Minggu 17 Januari waktu setempat, Gedung Putih sedang menyusun daftar siapa saja yang akan dapat jatah grasi Trump. Hal itu sempat tersendat akibat kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021.
Gelombang grasi sempat diperkirakan akan dilakukan dengan dua gelombang, tetapi kini akan langsung dikeluarkan pada satu gelombang.
CNN memperkirakan Trump akan memberi grasi pada dirinya sendiri.
Grasi dari presiden ini adalah beberapa hal yang Trump harus selesaikan di hari-hari terakhir masa kepresidenannya di Gedung Putih. Trump juga diperkirakan menyiapkan perintah eksekutif untuk membuka informasi mengenai investigasi Rusia ke publik.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Beberapa Orang yang Mendapat Grasi Donald Trump
Menurut data Kementerian Kehakiman AS, Trump memberikan grasi kepada pelaku pidana terkait ganja hingga kepada tentara AS di perang Irak.
Salah satunya adalah Michael Behenna. Tentara kelahiran 1983 itu didakwa pada pengadilan militer karena membunuh serang warga desa di Irak. Ia dijatuhi hukuman 25 tahun sebelum dikurangi menjadi 15 tahun.
Trump juga memberikan grasi secara anumerta kepada korban rasisme seperti Susan B. Anthony. Wanita itu merupakan tokoh hak pilih yang didenda karena memilih secara ilegal.
Tokoh terkenal lainnya adalah Alice Marie Johnson yang didakwa seumur hidup karena menjual narkoba. Kebebasan Johnson diadvokasi oleh Kim Kardashian.
Rekan-rekan Trump di dunia politik juga mendapat grasi, seperti Michael T. Flynn dan Geroge Papadopoulos. Keduanya disebut memberikan pernyataan palsu kepada pengadilan.
Besan Donald Trump juga mendapat jatah grasi seperti yang didapatkan konglomerat Charles Kushner, mertua dari Ivanka Trump.
Advertisement
Jelang Pelantikan Joe Biden, 50 Ibu Kota Negara Bagian AS Berjaga Ketat
Kota Washington menerapakan lockdown dan para penegak hukum Amerika Serikat juga berjaga ketat guna mengantisipasi demonstrasi pro-Donald Trump di 50 ibu kota negara bagian pada akhir pekan ini.
Dikutip dari VOA Indonesia, Senin (18/1/2021) pihak berwenang AS mengerahkan ribuan tentara Garda Nasional untuk mencegah serangan dan kekerasan seperti yang terjadi pada 6 Januari lalu di gedung Capitol Hill.
Polisi diperingatkan oleh Biro Investigasi Federal AS atau FBI mengenai kemungkinan terjadinya protes-protes bersenjata di 50 gedung Capitol negara bagian yang dipicu oleh para pendukung Presiden Donald Trump yang meyakini hasil pemilu 2020 dicurangi.
Protes-protes tersebut diperkirakan terjadi mulai Sabtu (16/1) hingga pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Namun, dugaan itu sejauh ini tak terbukti.
Guna memperkuat keamanan, tentara Garda Nasional diaktifkan di negara-negara bagian AS seperti Michigan, Virginia, Wisconsin, Pennsylvania dan Washington.
Selain itu, negara bagian Texas juga menutup gedung Capitolnya hingga hari pelantikan Biden.
Infografis Pemakzulan Jilid II Donald Trump:
Advertisement