Liputan6.com, Jakarta - Banjarmasin tersohor akan pasar terapung yang menjadi salah satu daya tarik sekaligus destinasi wisata para pelancong ketika bertandang ke Kalimantan Selatan. Spot andalan Banjarmasin ini menyuguhkan pemandangan deretan perahu di sungai dengan beragam dagangan yang dijajakan.
Namun baru-baru ini kabar duka datang dari Banjarmasin. Kota Seribu Sungai ini dilanda bencana banjir hingga sekitar 9,6 ribu jiwa terdampak banjir tersebut, demikian keterangan dari Badan SAR Nasional (Basarnas).
Terlepas dari kabar tersebut, Banjarmasin menyimpan deretan fakta-fakta menarik, dari asal-usul nama kota hingga julukan Kota Seribu Sungai yang disematkan. Simak rangkuman selengkapnya berikut ini.
Baca Juga
Advertisement
1. Asal mula nama Banjarmasin
Dilansir dari laman renlitbang.banjarmasinkota.go.id, Senin, 18 Januari 2021, nama Banjarmasin berasal dari sejarah panjang kota ini yang dahulu dikenal dengan istilah Banjarmasih. Sebutan itu diambil dari nama seorang patih yang berjasa dalam berdirinya Kerajaan Banjar, yakni Patih Masih.
Hingga 1664, surat-surat dari Belanda ke Indonesia untuk Kerajaan Banjarmasin masih menyebutnya dalam ucapan Belanda, yakni Bandzermash. Setelah 1664, sebutan berubah jadi Bandjarmassin dan pertengahan abad ke-19, sejak zaman Jepang kembali disebut Bandjarmasin atau dalam ejaan baru bahasa Indonesia, yakni Banjarmasin.
2. Nama lain
Banjarmasin juga dikenal dengan nama lain Kota Tatas. Nama tersebut diambil dari nama pulau Tatas, delta yang membentuk wilayah Kecamatan Banjarmasin Barat dan Banjarmasin Tengah. Dahulu kawasan itu merupakan pusat pemerintahan residen Belanda.
Berdasarkan keterangan di laman banjarmasinkota.go.id, Banjarmasin merupakan daerah yang multietnis dan ada berbagai suku yang tinggal. Mulai dari suku Banjar, suku Dayak, suku Batak, suku Bugis, suku Jawa, suku Sunda, suku Madura, dan lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3. Kota Seribu Sungai
Banjarmasin berada beberapa sentimeter di bawah permukaan laut. Kota ini terbelah oleh aliran Sungai Martapura dan berada di tepian Sungai Barito. Kota ini juga dikelilingi oleh puluhan sungai kecil. Maka dari itu, Banjarmasin terkenal dengan sebutan Kota Seribu Sungai.
Sungai Martapura merupakan sungai yang tidak lain adalah anak sungai Barito. Sungai yang hulunya di Kabupaten Banjar ini memiliki panjang 600 kilometer, sedangkan sungai Barito jadi sungai terbesar dan terpanjang di Kalimantan Selatan. Sungai ini memiliki panjang 909 kilometer.
4. Wisata susur sungai
Banjarmasin tersohor dengan deretan sungai dan potensi itu dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Berdasarkan laman Banjarmasih Tourism, Banjarmasin memiliki beberapa jenis wisata, salah satu yang menarik adalah susur sungai.
Di laman ini disertakan pula sederet spot wisata susur sungai, sebut saja Pasar Terapung Kuin, Pasar Terapung Siring Tendean, Masjid Sultan Suriansyah, Menara Pandang, Maskot Bekantan, Museum Wasaka, dan lainnya.
Dikutip dari Banjarmasin Tourism, Pasar Terapung Kuin disebut jadi satu-satunya pasar terapung alami di dunia. Pasar yang berlokasi di atas muara Sungai Barito ini diperkirakan telah ada sekitar 400 tahun lalu. Aktivitas di pasar terapung ini cukup singkat, yakni dari pukul 05.30--07.30.
Advertisement
5. Makanan khas Banjarmasin
Jika bertandang ke Banjarmasin, kurang pas rasanya jika tak mencicipi kuliner khas setempat. Anda dapat mencoba soto banjar dan sop Banjar. Perbedaan dari sajian ini terletak pada penggunaan lontong dan nasi.
Jika soto disantap dengan lontong, sedangkan sop dengan nasi. Isi sajian tersebut terdiri atas irisan ayam, telur beberk, dan perkedel.
6. Kain Sasirangan
Kain Sasirangan adalah kain adat suku Banjar. Kain ini telah diwariskan secara turun temurun sejak abad ke-12.
Adapun proses pewarnaan kain ini menggunakan bahan perintang, meliputi tali, benang atau sejenisnya menurut corak tertentu. Kain Sasirangan kerap dijadikan oleh-oleh asli Kalimantan Selatan.
Advertisement