Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam seperti banjir bandang, longsor hingga gempa berturut-turut menimpa Indonesia. Sehingga penting bagi kita untuk mengatasi dampak yang dapat ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
Selain peristiwa traumatis yang dapat mengakibatkan kerusakan harta benda dan kerugian finansial yang luar biasa, bencana alam dapat menimbulkan stres, rasa cemas, bahkan kemarahan bagi mereka yang terkena dampaknya. Efek ini dianggap sebagai peristiwa traumatis dan berpotensi memicu gangguan stres pasca trauma (PTSD) pada penyintas.
Advertisement
Meskipun dampak bencana alam bisa sangat parah, beberapa langkah berikut ini diharapkan dapat Anda praktikkan untuk mengatasi trauma tersebut berdasarkan pendapat psikolog, Matthew Tull, PhD, seorang profesor psikologi di University of Toledo, yang mengkhususkan diri pada gangguan stres pascatrauma dan telah ditinjau secara medis oleh psikiatri, Steven Gans, MD adalah dewan bersertifikat dalam psikiatri dan merupakan supervisor aktif, guru, dan mentor di Massachusetts General Hospital, dilansir dari Verywellmind.
1. Tetap terhubung secara sosial
"Penelitian secara konsisten menemukan bahwa intervensi awal, sumber daya, dan dukungan dari orang lain dapat menjadi faktor utama dalam membantu orang mengatasi efek negatif dari peristiwa traumatis," kata Tull.
Meskipun bencana alam dapat melemahkan sistem pendukung, namun denan tetap berhubungan dengan minimal satu orang pun dapat membuat perbedaan yang berarti.
Bagikan perasaan Anda dengan orang lain, atau paling tidak, temukan cara untuk mengekspresikan emosi Anda. Bencana alam bisa menimbulkan perasaan marah, cemas, dan sedih yang kuat. Emosi ini perlu diungkapkan. Jika Anda menahannya, mereka mungkin menjadi lebih intens.
Identifikasi kelompok pendukung lokal atau konselor krisis yang tersedia untuk diajak bicara. Setelah bencana alam, Anda dapat selalu menghubungi konselor krisis yang menawarkan dukungan dan membantu Anda menemukan cara-cara untuk menghadapi dampak bencana alam. Manfaatkan peluang ini.
Siapa sangka membantu orang lain dapat memberi Anda rasa hak pilihan, tujuan, kendali, dan pemberdayaan.
2. Fokus pada perawatan diri
Bencana alam dapat menguras fisik maupun emosional Anda. Sangat penting bagi Anda untuk menyediakan waktu untuk merawat diri sendiri. Perawatan diri merupakan bagian integral dari kesehatan emosional dan fisik. Merawat tubuh, pikiran, dan jiwa dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk mengatasi trauma. Pastikan Anda makan dengan baik, cukup tidur, dan berolahraga.
Misalnya, tentukan waktu makan yang teratur, bangun pagi, atau mengobrol dengan keluarga dan teman. Bencana alam dapat sangat mengganggu jadwal rutin Anda sehingga membuat hidup Anda terasa kacau dan di luar kendali. Membuat jadwal harian yang terstruktur dapat membantu Anda membangun rasa dapat diprediksi dan dikendalikan. Praktik mindfulness juga telah terbukti membantu para penyintas mengatasi PTSD.
Simak Video Berikut Ini:
3. Praktikkan strategi koping yang sehat
Setelah bencana alam, Anda akan mengalami sejumlah emosi negatif yang intens. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi cara sehat dalam mengelola emosi ini.
Penggunaan alkohol atau zat, tidur berlebihan, dan mencari kenyamanan dalam makanan bisa menjadi strategi jangka pendek yang efektif untuk mengelola tekanan emosional, tetapi dalam jangka panjang, perilaku ini tidak mengatasi akar masalah dan sering kali meningkatkan tekanan.
Cobalah untuk membatasi sumber stres lain dalam hidup Anda. Meskipun Anda mungkin memiliki sedikit kendali atas sumber stres lain dalam hidup Anda, cobalah untuk membatasi sejauh mana membuat keputusan besar atau perubahan hidup.
Tugas yang paling penting setelah bencana alam adalah mengatur kembali kehidupan dan emosi Anda. Oleh karena itu, penting untuk menempatkan diri Anda di tempat yang akan memudahkan melakukan hal ini.
PTSD
Penting untuk disadari bahwa mengalami gejala seperti post-traumatic stress disorder (PTSD) setelah peristiwa traumatis adalah hal yang sangat wajar. Anda mungkin mengalami pikiran atau kenangan mengganggu tentang peristiwa traumatis, merasa gelisah, atau sulit tidur.
Gejala-gejala ini, dalam banyak hal, merupakan reaksi alami tubuh saat terpapar dan berusaha bertahan dari peristiwa yang sangat menegangkan.
Bagi kebanyakan orang, gejala tersebut menghilang secara alami seiring berjalannya waktu. Namun, mengatasinya dengan cara yang sehat, sebagaimana tips di atas, semakin meningkatkan kemungkinan gejala-gejala ini membaik.
Jika melakukan strategi penanggulangan yang tidak sehat (misalnya, meminum alkohol atau metode penghindaran lainnya) dapat meningkatkan kemungkinan gejala ini bertahan lama dan berpotensi menjadi lebih buruk dan pada akhirnya menghasilkan diagnosis PTSD.
Jika menyadari bahwa gejala Anda tidak kunjung membaik dan mulai mengganggu aspek kehidupan sehari-hari, mungkin sudah waktunya untuk mencari bantuan. Meskipun Anda tidak merasa gejala tersebut mengganggu kehidupan, semakin baik apabila Anda berbicara dengan seseorang, terlebih jika orang yang ajak biacara adalah seorang profesional di bidang kesehatan mental yang berkualifikasi.
Pasti ia dengan penuh kasih menawarkan dukungan dan sumber daya saat Anda dilanda stres akibat bencana alam. Dukungan dan alat tambahan juga dipercaya dapat mencegah perkembangan PTSD atau kondisi terkait trauma lainnya.
Advertisement