Masih Sakit Hati, Deschamps Tak Bisa Melupakan Kata-Kata Benzema

Benzema menuduh pelatih Prancis itu bertekuk lutut terhadap tekanan dari unsur rasis di Prancis. Deschamps meninggalkannya dari tim Euro 2016

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 18 Jan 2021, 20:30 WIB
Striker Real Madrid, Karim Benzema menembak bola saat bertanding melawan Celta Vigo pada lanjutan La Liga Spanyol di stadion Alfredo Di Stefano, Minggu (3/1/2021). Real Madrid, menggeser Atletico Madrid yang punya 35 poin, namun masih menyimpan tabungan tiga laga.(AP Photo/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Jakarta Pelatih timnas Prancis, Didier Deschamps, mengaku tidak akan pernah melupakan ucapan Karim Benzema yang menyebut bahwa pelatih menyerah pada tekanan dari para rasis dengan menghilangkan dia dari skuat timnas.

Seperti diketahui, Benzema tidak tampil untuk tim nasional sejak Oktober 2015. Striker Real Madrid ini, sudah mencetat 27 gol dalam 81 penampilan untuk timnas Prancis.

Kejadian selanjutnya, Benzema malah ditangkap polisi Prancis menyusul penyelidikan atas upaya pemerasan rekan setim internasional Mathieu Valbuena melalui rekaman video seks.

Bulan ini dikonfirmasi bahwa pria berusia 33 tahun itu akan diadili atas tuduhan skandal tersebut. Namun, Benzema menyangkal melakukan kesalahan.

Benzema dikritik habis-habisan setelah ceritanya muncul. Perdana Menteri Manuel Valls mengatakan dia tidak boleh diberi tempat di tim, sementara mantan Presiden Francois Hollande menulis dalam bukunya bahwa pemain itu "secara moral, bukan teladan".

Load More

Simak Video Menarik Berikut Ini


Sudah Berakhir

Karim Benzema dari Real Madrid, kiri, rebutan bola dengan pemain Sevilla Diego Carlos pada Liga Spanyol di stadion Ramon Sanchez Pizjuan di Seville, Spanyol, Sabtu 5 Desember 2020. (AP Photo / Angel Fernandez)

Kemudian, setelah dipastikan tidak akan menjadi bagian dari skuat Euro 2016, Benzema mengatakan bahwa Deschamps telah "tunduk pada tekanan dari bagian rasis Prancis". Beberapa hari kemudian, rumah sang pelatih dirusak dengan grafiti yang menyebut dia rasis.

Pada November 2019, Noel le Graet, presiden Federasi Sepak Bola Prancis, menepis anggapan bahwa mantan bintang Lyon itu bisa kembali ke tim. Dia menyatakan karier internasionalnya sudah "berakhir".


Tak Pernah Melupakan

Pelatih Prancis, Didier Deschamps (kanan) dan Guy Stephan menyaksikan pemainnya berlatih di stadion Stade de France di Saint-Denis, Paris (16/11/2020). Prancis akan menghadapi Swedia pada matchday Grup A3 UEFA Nations League 2020/21 di Stade de France, Saint-Denis, Paris. (AFP/Franck Fife)

Sementara itu, Deschamps merasa masih getir dengan tuduhan Benzema dan mengaku tidak akan pernah melupakan apa yang diucapkannya. "Itu noda," katanya dalam wawancara dengan RTL, seperti dikutip Goal.

"Meski seiring berjalannya waktu, aku tidak bisa melupakannya. Ini bukan hanya tentang Karim Benzema. Ada juga pernyataan orang lain yang menyebabkan tindakan kekerasan ini, yang memengaruhi keluargaku," ujarnya.


Tak Terima

Pelatih Prancis, Didier Deschamps menginstruksikan pemainnya saat bertanding melawan Moldova pada pertandingan Grup H Kualifikasi Piala Eropa 2020 di stade Stade de France, di Saint Denis, utara Paris (14/11/2019). Prancis menang tipis atas Moldova 2-1. (AP Photo/Francois Mori)

"Ketika itu menyangkut saya, pada pilihan saya sebagai pelatih, taktik, aspek teknis, itu harus diterima dan itu tidak masalah," kata Deschamps.

“Di sana, itu melewati garis putih. Itu menyentuh nama saya, keluarga saya. Bagi saya, ini tidak bisa diterima.


Fisik

“Mengatakan hal-hal tertentu pasti mengarah pada agresi verbal atau fisik. Saya menanggung akibatnya. Kita tidak bisa melupakan. Saya tidak bisa melupakan. Aku tidak akan pernah lupa," katanya lagi.

Meski Benzema telah dikesampingkan oleh Prancis, ia tetap menjadi tokoh kunci di Real Madrid. Penyerang tersebut telah mencetak 13 gol dalam 22 penampilan di semua kompetisi musim ini untuk klub yang ia ikuti hampir 12 tahun lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya