Liputan6.com, Tokyo- Beberapa dokter di Jepang telah mendeteksi varian baru Virus Corona COVID-19 dari Inggris pada tiga warga yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara tersebut.
Temuan tiga kasus varian baru COVID-19 itu diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang pada Senin (18/1).
Advertisement
Dilansir Channel News Asia, Selasa (19/1/2021) ketiga pasien itu, adalah seorang warga berusia 20-an hingga 60-an dan tinggal di prefektur Shizuoka, sekitar 200 kilometer dari Tokyo.
Mereka diketahui pertama kali mengalami gejala pada awal Januari 2021.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan bahwa pihak berwenang kini sedang menyelidiki bagaimana tiga warga tersebut bisa terinfeksi varian baru COVID-19 dari Inggris.
Namun, sejauh ini, belum ada bukti bahwa varian baru COVID-19 itu telah menyebar di Shizuoka.
Kepala Institut Penyakit Menular Nasional Jepang, Takaji Wakita, menerangkan bahwa "Diketahui bahwa varian baru (COVID-19) itu terdeteksi pada orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan (ke Inggris), kami dapat menduga bahwa mereka terinfeksi di Jepang".
Sejauh ini, Jepang telah mendeteksi 45 kasus varian baru Virus Corona COVID-19 dari Inggris, Afrika Selatan dan Brasil, kata Wakita.
Sementara itu, Jepang pada awal Januari 2021 juga memperluas keadaan darurat yang diumumkan di wilayah Tokyo menjadi tujuh prefektur lagi, untuk meredam kasus COVID-19.
Secara nasional, Jepang telah mencatat sekitar 335.000 kasus infeksi, termasuk 4.500 kematian akibat Virus Corona COVID-19, menurut laporan penyiar lokal, NHK.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Janji PM Yoshihide Suga Soal Penanganan COVID-19 di Jepang
Pemerintah Jepang telah mengamankan dosis vaksin COVID-19 yang cukup untuk 126 juta penduduknya.
Namun, sejauh ini, hanya Pfizer yang telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan persetujuan dan penggunaan vaksin produksinya di Jepang.
Penyuntikan vaksin COVID-19 Pfizer di Jepang diperkirakan tidak akan dimulai hingga akhir Februari 2021.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga berjanji pada Senin (18/1) untuk menangani kasus Virus Corona yang kian meningkat dan memulihkan aktivitas normal "secepat mungkin'.
Hal itu disampaikan ketika jajak pendapat menunjukkan dukungan menurun terhadap pemerintahan Suga,
Selain itu, gelombang infeksi baru di Jepang dan luar negeri juga menimbulkan keraguan apakah Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda dapat digelar pada 2021.
Tetapi PM Suga mengulangi bahwa dirinya masih berkomitmen untuk mengadakan Olimpiade sebagai "bukti kemenangan umat manusia atas virus".
Dalam pidatonya, PM Suga menyampaikan, "Untuk melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat Jepang ... Saya akan membuat situasi kembali normal secepat mungkin".
Advertisement