Liputan6.com, Jakarta - Saham Stellantis mendapatkan respons positif dari investor Eropa pada hari pertama perdagangan Senin, 18 Januari 2021 waktu setempat. Stelantis merupakan nama baru setelah hasil merger antara Fiat Chrysler Automobiles dan Peugeot senilai USD 52 miliar.
Saham produsen mobil terbesar keempat dunia tersebut naik 7,5 persen pada perdagangan Senin sore setelah peluncurannya di bursa saham Milan dan Paris.
Bursa saham Eropa pun menguat. Indeks Stoxx600 naik 0,2 persen dengan sektor saham otomotif menguat 1,3 persen.
Baca Juga
Advertisement
Saham yang terdaftar di Bursa Milan itu diperdagangkan di kisaran harga 12,758 euro per saham dengan kapitalisasi pasar 39,2 miliar euro (USD 47,2 miliar). Pada perdagangan Senin sore, saham Stellantis menjadi 13,55 euro per saham.
CEO Stellantis Carlos Tavares menuturkan, merger itu akan menambah 25 miliar euro kepada pemegang saham selama beberapa tahun mendatang karena proyeksi pemotongan biaya.
“Semua karyawan dan tim manajemen kami benar-benar fokus pada penciptaan nilai yang tertanam pada penggabungan FCA-PSA dan penciptaan Stellantis,” ujar dia, seperti dilansir dari CNBC, Selasa (19/1/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Keuntungan dari Merger
Chairman John Elkann menuturkan, era mendatang akan mendefinsikan kembali mobilitas seperti yang diketahi. “Kami memiliki skala, sumber, keragaman, dan pengetahuan untuk berhasil menangkap peluang era baru transportasi ini,” ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya berambisi untuk membangun sesuatu yang unik, hebat dengan menyediakan kendaraan dan layanan mobilitas yang khas, aman, nyaman, inovatif, dan berkelanjutan bagi pelanggan.
Adapun saham Stellantis akan diluncurkan di New York pada perdagangan saham Selasa. Setelah itu, Tavares akan mengadakan konferensi pers pertama sebagai CEO Stellantis.
Peluncuran tersebut menandai puncak dari perundingan yang dimulai pada akhir 2018, dan terjadi ketika industri otomotif berupaya untuk menavigasi perubahan seismik dalam permintaan konsumen ke kendaraan listrik.
Menjelang kesepakatan, S&P Global Ratings memprediksi Stellantis akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan skala dan keragaman geografis serta struktur modal yang kuat.
"Entitas gabungan akan memiliki neraca yang solid, prospek arus kas yang baik dan penyangga likuiditas yang besar,” ujar Analis S&P Vittoria Ferraris dan Margaux Pery.
Ia menuturkan, posisi kas bersih Stellantis akan sekitar 14 miliar euro. Ini akan membuat grup bertahan dengan kondisi market yang tetap terpapar risiko pembatasan mobilitas terkait COVID-19 selama semester I 2021.
"Selain itu juga mengalami pengurangan dukungan pemerintah secara bertahap,” kata dia.
Advertisement
Kesepakatan Butuh Waktu 1 Tahun
Fiat Chrysler Automobiles dan PSA Group, produsen Peugeot akhirnya menyelesaikan merger yang telah lama ditunggu-tunggu untuk menciptakan Stellantis, grup otomotif terbesar keempat di dunia.
"Penggabungan antara Peugeot S.A dan Fiat Chrysler Automobiles N.V yang akan memimpin jalan menuju Stellantis N.V menjadi efektif pada hari ini (16 Januari 2021-red),” tulis produsen mobil tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Yahoofinance.
Stellantis sekarang memiliki bobot untuk bersaing dengan tren industri yang berubah termasuk berkompetisi dengan Volkswagen dan Toyota untuk pendanaan peralihan ke mobil listrik.
Produsen mobil Italia-Amerika Serikat dan Prancis ini membutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan kesepakatan USD 52 miliar atau sekitar Rp 732,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.085 per dolar AS).
Pada Oktober 2019, perusahaan mengumumkan rencana untuk menggabungkan dan membuat grup dengan penjualan tahunan sekitar 8,1 juta kendaraan. Merger itu didukung lebih dari 99 persen suara investor PSA pada awal Januari. Pemegang saham Fiat Chrysler juga menyetujui merger dengan suara 99 persen.
Berdasarkan data industri, Stellantis menempati peringkat ketiga produsen mobil terbesar di dunia untuk penjualan pada 2019. Adapun kesepakatan itu membuat merek PSA seperti Peugeot, Citroen, dan Vauxhall bersama Fiat, Jeep dan Chrysler di bawah satu atap.
CEO FCA, Mike Manley menuturkan, 40 persen dari sinergi itu diharapkan konvergensi platform dan powertrain serta mengoptimalkan investasi penelitian dan pengembangan. 35 persen akan berasal dari penghematan pembelian, dan tujuh persen lainnya akan berasal dari penghematan operasi penjualan dan pengeluaran umum.