Jelang Pelantikan Joe Biden, Presiden Meksiko Harap AS Reformasi Kebijakan Imigrasi

Andres Manuel Lopez Obrador berharap Presiden terpilih Joe Biden akan setuju untuk bekerja dengan Meksiko dan negara-negara lain dalam masalah migran.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Jan 2021, 12:58 WIB
Capres AS dari Partai Demokrat: Joe Biden. Dok: joebiden.com

Liputan6.com, Meksiko City - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mendesak Amerika Serikat untuk melakukan reformasi besar-besaran pada kebijakan imigrasinya, karena ribuan migran diblokir masuk oleh polisi di negara tetangga Guatemala.

Lopez Obrador mengatakan, dia berharap Presiden terpilih Joe Biden akan setuju untuk bekerja dengan Meksiko dan negara-negara lain dalam masalah ini.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (19/1/2021), sekitar 7.000 migran, kebanyakan dari Honduras, telah memasuki Guatemala.

Mereka berharap bisa melanjutkan perjalanan ke Meksiko dan akhirnya mencapai perbatasan AS.

Setiap tahun, puluhan ribu migran Amerika Tengah mencoba mencapai AS, seringkali dengan berjalan kaki, dalam kelompok yang dikenal sebagai "karavan".

Mereka mengatakan bahwa melarikan diri dari penganiayaan, kekerasan dan kemiskinan di negara asal adalah tujuannya.

Kondisinya diperparah oleh kerusakan yang ditimbulkan oleh dua badai besar yang melanda Amerika Tengah November lalu.

Dalam sambutannya pada Senin kemarin, Lopez Obrador mendesak AS untuk mereformasi kebijakannya tentang imigrasi.

"Saya kira sudah waktunya komitmen reformasi keimigrasian dipenuhi, dan itulah yang kami harapkan," katanya.

"Dalam kampanye Joe Biden, dia menawarkan untuk menyelesaikan reformasi imigrasi dan saya berharap dia mampu mencapai ini. Itulah yang saya harapkan."

Dia mengatakan, pemerintahnya akan mencoba mencegah migran menyeberang ke Meksiko, tetapi menambahkan bahwa hak semua migran harus dihormati.

Di Guatemala pada Senin kemarin, pasukan keamanan membubarkan karavan yang terdiri dari sekitar 4.000 orang.

Sebagian besar migran Honduras yang telah berkemah di dekat desa Vado Hondo.

Saksi mata mengatakan petugas memukuli mereka, mencoba untuk memaksa kelompok itu kembali ke arah perbatasan Honduras, sekitar 50 km (31 mil) jauhnya.

 

Load More

Saksikan Video Berikut Ini:


Kebijakan Donald Trump

Presiden AS, Donald Trump meninjau prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko yang kontroversial di San Diego, Selasa (13/3). Prototipe tembok perbatasan Trump memiliki tinggi sekitar 9 meter, dengan puncak yang tebal dan bundar. (MANDEL NGAN / AFP)

Presiden Donald Trump telah mengambil tindakan tegas terhadap imigrasi ilegal, terutama di sepanjang perbatasan selatan AS dengan Meksiko. Dia juga menekan Meksiko, Guatemala, Honduras dan El Salvador untuk menindak para migran yang menuju utara.

Sementara Biden telah berjanji untuk mengakhiri kebijakan imigrasi yang ketat dari pendahulunya, tetapi pemerintahannya, yang akan mulai menjabat pada hari Rabu, telah memperingatkan para migran untuk tidak melakukan perjalanan tersebut karena kebijakan tidak akan berubah dalam semalam.

Seorang pejabat administrasi mengatakan kepada NBC News bahwa para migran yang mencoba mendapatkan suaka di AS "perlu memahami bahwa mereka tidak akan dapat segera saat datang ke Amerika Serikat".

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya