Digitalisasi SPBU Terus Berlanjut, Pertamina Kembangkan Sistem Baru

Transformasi Digital dilakukan di seluruh proses bisnis inti di Pertamina.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2021, 13:00 WIB
Pengendara sepeda motor mengisi BBM di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (4/1/2021). PT Pertamina (Persero) menerapkan digitalisasi pada 5.518 SPBU untuk mendukung keandalan dan suplai dalam meningkatkan layanan ke masyarakat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah proyek digitalisasi di 5.518 SPBU rampung pada akhir 2020, PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan program digitalisasi dengan mengembangkan sistem baru yakni Autoplenishment dan Prepurchase di seluruh SPBU.

Sistem baru ini tergambar dalam Command Operation Center Digitalisasi di Telkom Legok, Tangerang, Banten.

Untuk memastikan kehandalan sistem tersebut, Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero), M. Haryo Yunianto, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Mas’ud Khamid, dan VVIP Telkom melakukan peninjauan ke lokasi pada Kamis (14/1).

Dalam penjelasannya, Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) menyatakan bahwa Transformasi Digital dilakukan diseluruh proses bisnis inti di Pertamina, baik dari sisi upstream, midstream, downstream, maupun corporate.

Pada sisi upstream, Upstream Production Optimization sudah Go Live pada 10 Desember tahunlalu, sisi midstream atau refinery sudah dilaksanakan predictive maintenance di Refinery Unit VI Balongan untuk menjaga kehandalan kilang dan stok, dan dalam sisi corporate adanya integrasi, join operational dashboard dari Hulu sampai Hilir, Digital Procurement dan Office Automationdengan menggunakan sistem P-Office.

"Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yangberkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagaiperusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional. Kondisi ini pula yangmendorong kami, akselerator untuk mempercepat proses transformasi digital, selain di sisiupstream, midstream, dan corporate, tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yaknidigitalisasi 5.518 SPBU sudah kita selesaikan,” kata Haryo.

Digitalisasi SPBU Haryo menambahkan, akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karenaakan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time.

Data dan informasi inilah yangakan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikankehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.

Selain kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBMSubsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan denganmenggunakan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi per hari.

Untuk penggunaan teknologi video analytic (penggunaan kamera) sedang dikaji dariberbagai aspek.

“Kita tidak berhenti sampai disini. Selanjutnya Pertamina telah menyiapkan pengembangan sistem lebih lanjut menggunakan data dan informasi yang didapat dari digitalisasi SPBU, yakniSistem Autoreplenishment dan Sistem Prepurchase pembelian BBM Subsidi,” jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Manfaat Digitalisasi SPBU

Pengendara sepeda motor mengisi BBM di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (4/1/2021). PT Pertamina (Persero) secara resmi menerapkan digitalisasi pada 5.518 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PTPertamina (Persero), Mas’ud Khamid menjelaskan manfaat utama yang dapat dirasakan setelah selesainya digitalisasi SPBU.

Dari sisi kehandalan suplai, Mas’ud menyampaikan bahwa melaluidigitalisasi Pertamina secara real time dapat melakukan monitoring sales atau penjualan,monitoring stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat darimobil tanki (MT), dan mengembangkan auto scheduling dalam pengiriman BBM ke SPBU.

“Semua data dan informasi real time ini dapat kami pantau melalui dashboard monitoring yangsudah dikembangkan. Dengan demikian, digitalisasi SPBU ini bisa membantu kami memastikanpenyaluran BBM yang tepat sasaran dan memastikan keadaan stok di SPBU selalu dalam kondisiaman untuk melayani kebutuhan masyarakat,” jelas Mas’ud.

Menurut Mas'ud Khamid, digitalisasi SPBU juga menawarkan manfaat bagi masyarakat dalamproses transaksi di SPBU. Digitalisasi memperkuat jaringan SPBU dalam menawarkan metodepembayaran non tunai melalui Aplikasi MyPertamina. Selain itu, melalui aplikasi MyPertaminamasyarakat juga ditawarkan berbagai loyalty program seperti promo dan penawaran khususuntuk pembelian produk ritel Pertamina.

“Banyak keuntungan yang dapat dinikmati melalui MyPertamina, tentunya selain kepastiantransaksi yang lebih mudah, aman, nyaman, dan transparan, masyarakat bisa menikmati berbagaiprogram khusus yang hanya bisa diikuti melalui aplikasi MyPertamina. Ini adalah upayaPertamina mendorong masyarakat ke era digital serta memastikan pelanggan Pertaminamerasakan customer experience yang memuaskan,” tambahnya.

Dalam peninjauan ini Mas’ud juga menyampaikan bahwa digitalisasi SPBU merupakan wujudkomitmen sinergi BUMN yang nyata untuk kepentingan masyarakat serta negara.

“Bersama-sama, Pertamina dan Telkom selaku partner strategis pelaksanaan digitalisasi SPBU berhasilmenyelesaikan satu amanah untuk mencapai tujuan kemandirian dan ketahanan energi nasional,”tutup Mas’ud.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya