3 Orang di Jepang Terinfeksi Varian Baru Virus Corona, tapi Tak Habis dari Inggris

Di Jepang sendiri terdapat 45 kasus varian baru Virus Corona yang ditemukan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 19 Jan 2021, 15:53 WIB
Orang-orang berjalan di sekitar lingkungan Shinjuku Tokyo, Kamis (7/1/2021). Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan, status darurat itu berlaku mulai 8 Januari hingga 7 Februari 2021. (AP Photo/Hiro Komae)

Liputan6.com, Tokyo - Kementerian Kesehatan Jepang pada Senin, 18 Januari 2021, melaporkan adanya kasus pertama varian baru Virus Corona Inggris yang ditemukan pada tiga orang. Padahal, mereka tidak bepergian ke sana.

Tiga orang yang tertular varian baru Virus Corona dari Inggris tersebut diketahui berusia 20 dan 60, serta tinggal di prefektur Shizuoka, Tokyo.

Pihak Kementerian Kesehatan Jepang mengungkapkan bahwa ketiganya pertama kali mengalami gejala COVID-19 pada awal Januari 2021.

Saat ini, pihak berwenang tengah menyelidiki bagaimana ketiganya bisa terinfeksi varian baru Virus Corona. Dan, sejauh ini pula, belum ada bukti bahwa varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris menyebar di Shizuoka.

"Berdasarkan fakta, varian Virus Corona tersebut terdeteksi dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Inggris. Kami dapat mengasumsikannya mereka terinfeksi di Jepang," kata Kepala Institut Penyakit Menular Nasional, Takaji Wakita, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Selasa, 18 Januari 2021.

 

Simak Video Berikut Ini


45 Kasus Virus Corona Varian Baru dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil

Orang-orang yang mengenakan masker menunggu lampu lalu lintas di penyeberangan pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, Selasa (5/1/2021). Ibu kota Jepang, Tokyo mengonfirmasi lebih dari 1.200 kasus virus corona COVID-19 baru pada Selasa (5/1). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sejauh ini, kata Takaji, Jepang telah mendeteksi 45 kasus varian baru Virus Corona yang berasal dari Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Sejak awal Januari, Jepang telah memerluas keadaan darurat yang diumumkan di wilayah Tokyo menjadi tujuh prefektur lagi untuk menekan kasus COVID-19.

Perdana Menteri Yoshihide Suga pun berjanji untuk menangani kasus COVID-19 yang bertambah dan memulihkan kehidupan kembali normal secepat mungkin.

"Untuk melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat Jepang... Saya akan membuat situasi kembali normal secepat mungkin," kata Suga dalam sebuah pidato pada Senin, 18 Januari 2021.

Gara-gara gelombang baru COVID-19 di Jepang, menimbulkan keraguan apakah Olimpiade Tokyo 2020 yang tertunda karena pandemi Virus Corona dapat terlaksana pada tahun ini.

Akan tetapi Suga menekankan tetap pada komitmennya untuk melaksanakan Olimpiade Tokyo 2020 sebagai 'bukti kemenangan' umat manusia atas Virus Corona.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya