Menteri KKP dan Sekjen PDIP Raih Gelar Insinyur dari UGM

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto lulus dari program profesi insinyur UGM dan dilantik pada hari ini, Selasa (19/1/2021) bersama dua orang menteri.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 19 Jan 2021, 16:35 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto lulus dari program profesi insinyur UGM. (Foto: istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto lulus dari program profesi insinyur UGM dan dilantik pada hari ini, Selasa (19/1/2021) bersama dua orang menteri.

Mereka adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste Pedro dos Reis.

Terkait gelar dari UGM ini, Hasto menuturkan, pencapaian ini merefleksikan bahwa bangsa Indonesia perlu terus menerus belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Khususnya demi mendorong kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri.

"Insinyur Indonesia memiliki tanggung jawab menjalankan kampanye ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Kndonesia berdikari sesuai semangat Pancasila," kata Hasto dalam keterangannya.

Sementara, Sakti Wahyu Trenggono, dalam sambutannya, mengatakan bahwa ternyata mendapat gelar profesi insinyur di UGM itu berat. Dan lebih berat lagi yang harus dihadapi setelahnya karena mempunyai konsekuensi tanggung jawab besar.

Sebelum ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dirinya ditugaskan sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Di sana, Trenggono menemukan betapa Indonesia memiliki banyak orang pintar dan hebat, namun seluruh sektor serta teknologi justru dikuasai oleh asing.

"Pertahanan kita boleh dibilang 99 persen dikuasai teknologi asing. Makanya ini berat tantangannya," kata Trenggono.

Begitupun ketika ditugaskan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Trenggono menemukan bahwa selama ini Indonesia terlalu banyak mengeksploitasi wilayah darahnya. Padahal wilayah lautnya lebih luas, yang ironinya lebih banyak dieksploitasi oleh asing.

"Saya menemukan bahwa kita butuh teknologi hebat yang harus kita ciptakan sendiri, sehingga bisa kita gunakan sumber daya kita itu demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada titik ini dibutuhkan peran serta para insinyur kita sendiri," kata Trenggono.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Memecahkan Rekor

Sementara, Wakil Rektor UGM, Prof. Djagal Wiseso Marseno, mengatakan pihaknya bangga karena pelantikan kali ini membantu UGM memecahkan rekor dengan telah melantik 1367 lulusan berprofesi insinyur.

Diharapkan semua lulusan ini bisa berkontribusi secara nyata dalam pembangunan Indonesia.

"Jika di China terbanyak insinyurnya, bertumpu pada profesionalisme insinyur dan manajemen pengelolaan iptek-nya. Dan kini China leading dalam banyak hal. Oleh karenanya, menjadi langkah kita adalah mencetak insinyur profesional sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan Indonesia," kata dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya