Liputan6.com, Jakarta Kondisi Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan sudah kembali normal. Masyarakat pun lambat laun sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa.
Meski demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya luncuran susulan di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
Advertisement
Sebelumnya, pada Sabtu, 16 Januari 2021, aktivitas Gunung Semeru kembali menggeliat dengan memuntahkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur kurang lebih 4,5 kilometer, pukul 17.40 WIB.
Baik warga maupun wisatawan saat itu diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Bahkan sehari setelahnya, masih terdengar pula beberapa kali gemuruh dari puncak Semeru.
"Terdengar tiga kali suara letusan atau gemuruh," ucap Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, Minggu, 17 Januari 2021.
Lantas, bagaimana status Gunung Semeru saat ini? Berikut sederet kabar terbaru dari Semeru yang dirangkum dari Liputan6.com:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Aktivitas Warga Kembali Normal
Kepala Seksi (Kasi) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim), Satriyo Nur Seno memastikan kondisi Gunung Semeru mulai berangsur normal.
Dia juga menyebut, beberapa warga yang kemarin mulai mengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing dan mulai bertani serta bercocok tanam di sawah dan ladang.
"Sekarang di kawasan lereng Gunung Semeru sudah landai dan sudah tidak ada lagi yang mengungsi. Warga pengungsi sudah kembali ke rumah mereka masing-masing," ujar Satriyo, Senin, 18 Januari 2021.
Meski demikian, dirinya meminta warga untuk tetap waspada akan potensi erupsi susulan dari Gunung Semeru yang bisa terjadi.
Advertisement
Telah Menarik Personel
Melihat kondisi gunung sudah mulai aman, pihak BPBD Jatim, lanjut Satriyo, kini telah menarik personel atau petugas dari lereng Semeru.
Tim mulai digeser ke Kabupaten Jember untuk membantu penanganan banjir yang sempat menggenangi dua kecamatan.
"Tapi TRC (Tim Reaksi Cepat) BPBD Lumajang masih di sana (lereng Semeru), untuk provinsi tadi malam kami geser ke Jember," ucapnya.
Dirikan Pos Pantau Lahar Dingin
Guna mengantisipasi terjadinya lahar dingin, Pemerintah Kabupaten Lumajang akan mendirikan pos pantau lahar dingin Semeru di Curah Kobokan.
"Pendirian pos pantau ini dilakukan sebagai antisipasi terjadinya lahar dingin Gunung Semeru yang tidak bisa diprediksi, sehingga kondisi terkini Gunung Semeru bisa terpantau setiap saat," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq, seperti dikutip dari Antara, Senin, 18 Januari 2021.
Thoriqul menjelaskan, terjadinya awan panas guguran Gunung Semeru sekitar satu bulan lalu ditambah dengan yang terjadi pada Sabtu, 16 Januari kemarin semakin menambah endapan material vulkanik.
"Tentu endapan di atas lebih banyak lagi, sehingga yang dikhawatirkan kalau hujan turun sewaktu-waktu dapat berpotensi terjadi lahar dingin yang tidak bisa diantisipasi lebih awal," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, curah hujan yang tidak merata juga menjadi salah satu penyebab lahar dingin tidak bisa diprediksi, sehingga dengan adanya pos pantau di Curah Kobokan, antisipasi lahar dingin dapat dilakukan sejak dini.
"Sewaktu-waktu bisa terjadi lahar dingin dan tidak hanya satu lokasi saja. Di bawah juga banyak warga atau penambang yang bekerja dan beraktivitas di dekat aliran sungai yang berhulu di Semeru, sehingga petugas bisa menyampaikan ke bawah agar segera ada langkah antisipasi kalau terjadi lahar dingin," katanya.
(Fifiyanti Abdurahman)
Advertisement