Liputan6.com, Jakarta - Saham kembali menjadi sorotan di media sosial (medsos). Kali ini ramai mengenai pembelian saham memakai utang oleh investor.
Di media sosial diunggah potongan hasil tangkapan layar yang menunjukkan keluhan seseorang yang memuat soal memakai pinjaman online hingga 10 aplikasi dapat Rp 170 juta untuk membeli 500 lot saham ANTM.
Ada juga memakai uang arisan dan uang titipan ibu-ibu PKK untuk membeli saham KAEF. Sedangkan ada yang menggadaikan tanah dan BBKP, hingga nyangkut di saham IRRA.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi menuturkan, fenomena memakai utang beli saham tidak baik. Pihaknya selalu mengingatkan masyarakat dan investor kalau investasi saham selain berpotensi memberikan keuntungan tetapi juga ada risiko.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, pihaknya juga mengingatkan tidak menggunakan dana pinjaman hingga kebutuhan sehari-hari untuk beli saham.
"Kami mengingatkan untuk tidak menggunakan dana yang bersumber dari pinjaman atau utang atau dana yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari, atau dana untuk kebutuhan darurat dan dana kebutuhan jangka pendek lainnya,” ujar Hasan, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/1/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saat Investasi Tak Hanya Lihat Keuntungan tetapi Kelola Risiko
Ia mengimbau agar para investor tidak terlalu percaya diri dan berorientasi mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya dalam jangka pendek secara instan. Hasan mengingatkan saat berinvestasi tidak hanya melihat dari sisi keuntungan tetapi juga menghitung dan mengelola risiko berinvestasi.
“Selain itu, menggunakan sumber dana dari utang akan semakin meningkatkan risiko investasi karena adanya keterbatasan waktu yang relatif pendek untuk segera mengembalikan dana pinjamannya dengan tingkat bunga tertentu,” kata dia.
Ia menambahkan, memakai utang membeli saham dengan bunga juga akan semakin membatasi pilihan dan strategi investasi. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi aspek psikologis para investor.
BEI juga mendorong agar para investor terus belajar dan meningkatkan pemahamannya dalam berinvestasi saham.
“Kami di BEI sudah menyediakan berbagai program dan sarana dalam melakukan edukasi kepada masyarakat dan juga para investor, melalui kegiatan sekolah pasar modal, webinar, workshop, dan melalui media sosial BEI,” tutur dia.
Hasan mengajak masyarakat dan investor untuk ikuti berbagai program dan sarana edukasi termasuk dari program edukasi yang dilakukan anggota bursa.
“Saat ini sebetulnya sudah sangat banyak program edukasi yang baik dalam berinvestasi saham ini, yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat dan para investor kita,” ujar dia.
Advertisement