Kemenkes: Penanganan COVID-19 Masih dalam Pemulihan Pasca Gempa Sulbar

Kemenkes menyatakan telah memulai kembali proses skrining untuk melihat kembali gambaran kasus COVID-19 di Sulawesi Barat usai terjadinya gempa Sulbar

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Jan 2021, 09:30 WIB
Pasien menerima perawatan di tempat penampungan sementara di luar Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Minggu (17/1/2021). Mereka dirawat di dalam tenda darurat untuk mengantisipasi gempa susulan pascagempa 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1). (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa mereka telah memulai kembali proses skrining untuk mengetahui gambaran kasus COVID-19 di Mamuju dan Majene, pasca terjadinya gempa Sulbar (Sulawesi Barat).

"Selama bencana ini memang penanganan COVID-19 sementara belum berjalan optimal, berikut juga dengan pendataan, itu belum bisa dilakukan secara maksimal," kata Budi Sylvana, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes.

Dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (20/1/2021), Budi mengatakan bahwa kemarin proses skrining ulang, serta pemeriksaan COVID-19 telah kembali dilaksanakan.

"Sehingga mudah-mudahan dalam 1-2 hari ini kita sudah bisa mengetahui bagaimana kondisi COVID-19 di Sulawesi Barat," kata Budi seperti dikutip dari siaran di Youtube BNPB Indonesia.

Ia melanjutkan bahwa untuk sementara, penanganan pandemi COVID-19 di wilayah terdampak gempa 6,2 skala Richter itu masih dalam proses pemulihan.

Termasuk di rumah sakit, Budi mengatakan bahwa mereka tengah melakukan pemisahan pasien COVID-19 dari penyakit lainnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Load More

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Tetap Sosialisasi Protokol Kesehatan

Pasien menerima perawatan di tempat penampungan sementara di luar Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Minggu (17/1/2021). Mereka dirawat di dalam tenda darurat untuk mengantisipasi gempa susulan pascagempa 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1). (ADEK BERRY/AFP)

Meski dalam kondisi darurat, Budi menegaskan bahwa sosialisasi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 tetap dilakukan bagi semua pihak.

"Sosialisasi protokol (kesehatan) dan terus mengingatkan kepada semua unsur yang ada di sini untuk tetap melakukan protokol menjadi senjata utama dalam memutus rantai COVID-19 di Sulawesi Barat," kata Budi.

Di kesempatan tersebut, Budi mengatakan bahwa pelayanan kesehatan di masa bencana dalam kondisi normal berbeda dengan penanganan saat pandemi COVID-19.

"Di satu sisi kami harus menangani masalah kesehatan secara umum, namun di sisi yang lain kita tidak boleh berhenti untuk menangani pandemi," katanya.

Kemenkes sendiri telah mengirimkan tim baik dari Jakarta dan Makassar untuk melakukan proses skrining dan pelayanan pandemi.

"Termasuk di titik pengungsian, kami juga sudah mencoba melakukan skrining sehingga layanan pandemi ini tidak boleh dilupakan oleh semua orang," katanya. "Ingat kita masih dalam pandemi."


Infografis Gempa Beruntun dan Kuat Guncang Majene - Mamuju

Infografis Gempa Beruntun dan Kuat Guncang Majene - Mamuju. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya