Liputan6.com, Jakarta Penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyakit kronis yang perlu ditangani dengan tepat karena bersifat dinamis atau dapat reda kemudian kambuh lagi.
IBD juga disebut sebagai penyakit autoimun yang dikenal dengan peradangan usus kronis. IBD bisa menciptakan komplikasi hingga kematian bagi penderitanya jika tidak ditangani secara tepat.
Advertisement
Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Gastroenterologi Hepatologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) Marcellus Simadibrata menyampaikan tentang cara diagnosis IBD.
Sebelumnya, disampaikan pula bahwa IBD dibedakan atas dua entitas utama, yakni kolitis ulseratif (KU, Ulcerative colitis/UC) dan penyakit Crohn (PC, Crohn’s disease/CD). Apabila terdapat kesulitan membedakan keduanya, maka kelainan tersebut termasuk ke dalam kategori indeterminate colitis (IC).
UC adalah peradangan pada usus besar (kolon) dan CD adalah peradangan yang melibatkan seluruh segmen saluran pencernaan dari mulut sampai anus.
Menurut Marcellus, diagnosis IBD ditentukan berdasarkan anamnesis (wawancara riwayat kesehatan), pemeriksaan fisik, temuan patologi, radiologi, endoskopi (untuk Crohn’s Disease) dan kolonoskopi (untuk kolitis ulseratif/UC).
“Pemeriksaan laboratorium juga bisa dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis. Misalnya seperti tes untuk anemia atau infeksi dan stool studies (tes darah atau organisme tersembunyi seperti parasit dalam feses),” kata Marcellus dalam keterangan pers Takeda Pharmaceutical Company Limited, Rabu (20/1/2021).
Penyakit ini juga ditandai dengan gejala diare, feses berdarah, atau feses berlendir.
Simak Video Berikut Ini
Tatalaksana Pengobatan IBD
Tatalaksana pengobatan IBD bisa dilakukan lewat terapi obat, operasi pembedahan, atau kombinasi keduanya. Bisa juga dilakukan terapi simtomatis, terapi stepwise, atau intervensi pembedahan.
”Beberapa jenis obat dapat digunakan untuk mengobati IBD, seperti aminosalisilat, kortikosteroid (seperti prednison), dan imunomodulator.”
Beberapa jenis vaksinasi juga direkomendasikan bagi pasien IBD sebagai bentuk pencegahan infeksi. IBD yang kronis memerlukan pembedahan untuk mengangkat bagian saluran pencernaan yang rusak.
“Tetapi dengan adanya kemajuan dan inovasi dalam pengobatan, tindakan pembedahan sudah jarang dilakukan sejak beberapa tahun belakangan,” tuturnya.
Salah satu pilihan obat yang dapat digunakan untuk perawatan pasien dengan IBD Kolitis Ulseratif (UC) aktif, sedang, hingga parah dan Penyakit Crohn (CD) adalah obat vedolizumab.
Studi menunjukkan temuan hasil jangka panjang yang konsisten dengan profil keamanan vedolizumab yang memiliki tingkat remisi klinis konsisten.
Selain pengobatan secara rutin dalam jangka panjang, pasien juga harus memulai gaya hidup sehat. Mulai dari memerhatikan asupan makanan, olahraga teratur, tidur yang cukup, hingga meredam stres.
Advertisement