Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono memaparkan capaian kinerja lembaga di 2020 dan kegiatan prioritas pada 2021.
Tahun ini, Badan Geologi memiliki beberapa fokus kegiatan, seperti pengembangan jaringan air tanah dalam mendukung konservasi air tanah di 11 Cekungan Air Tanah (CAT).
Advertisement
"Kemudian pengembangan pos pengamatan gunung api sebanyak 5 pos," ujar Eko dalam paparan kinerja secara virtual, Rabu (20/1/2021).
Badan Geologi juga akan melakukan pemetaan kawasan rawan bencana geologi sebanyak 20 peta, memperbarui data dan informasi migas atau rekomendasi wilayah kerja (WK) migas di 7 titik.
Di luar itu, lembaga di bawah Kementerian ESDM ini juga akan melakukan survei keprospekan sumber daya dan cadangan panas bumi di 8 titik, sumber daya mineral di 14 titik dan sumber daya batubara, gambut dan gas metana batubara di 8 titik.
Kemudian penetapan 4 warisan geologi dan pusat informasi geologi di 2 lokasi, pengembangan sistem mitigasi bencana geologi di 4 lokasi, penyelidikan dan pengembangan teknologi kebencanaan geologi sebanyak 22 data, pengelolaan lingkungan dan penataan ruang berbasis geologi dan pemantauan penurunan permukaan tanah pantai utara Pulau Jawa dj 102 titik.
Badan Geologi Bangun 560 Sumur Bor Air Tanah Sepanjang 2020
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan kinerja lembaga sepanjang tahun 2020.
Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, Badan Geologi telah membangun 560 titik sumur bor air tanah untuk menyediakan air bersih bagi daerah sulit air. Angka tersebut kurang dari target pembangunan yang ditentukan yaitu 600 titik.
"Ini yang jadi andalan di Badan Geologi yaitu penyediaan air bersih untuk daerah sulit air, dimana tahun 2020 ini kami targetkan 600, tapi karena suatu hal, tercapainya 560 titik," ujar Eko dalam paparan kinerja secara virtual, Rabu (20/1/2021).
Adapun hingga tahun 2019, Badan Geologi telah membangun 2.848 titik sumur bor air tanah. Jika ditotal dengan tahun 2020, maka jumlahnya mencapai 3.408 titik.
Kendati menjadi program unggulan, tahun ini menjadi tahun terakhir bagi program pengeboran sumur air tanah di Kementerian ESDM.
"Program ini berhasil mengatasi permasalahan air bersih di daerah sulit air tapi tahun ini (2020), program ini terakhir di Kementerian ESDM karena sesuai UU SDA yang baru, pelaksanaannya ada di Kementerian PUPR," ujar Eko.
Selain itu, pihaknya juga melakukan konservasi air tanah berbasis Cekungan Air Tanah (CAT) melalui beberapa kegiatan seperti updating peta zona konservasi air tanah, penentuan kawasan imbuhan mata air, penyusunan peta kerusakan daerah imbuhan CAT, identifikasi kondisi CAT kawasan Jawa dan Sumatera hingga pemantauan kualitas, kuantitas dan landsubsidence CAT.
Advertisement