Menteri BUMN Erick Thohir: Vaksin Covid-19 Mandiri Bukan Prioritas

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa vaksin COVID-19 secara mandiri juga diperlukan meskipun bukan prioritas pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2021, 19:33 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19 ini juga diikuti Gubernur BI, Pimpinan BIN, hingga Pimpinan KPK. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa vaksin COVID-19 secara mandiri juga diperlukan meskipun bukan prioritas pemerintah.

"Tentu vaksin mandiri bukan prioritas, vaksin gratis adalah prioritas yang diutamakan. Tetapi itu tidak menutup mata juga vaksin mandiri ini juga diperlukan," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, seperti dikutip dari Antara, Rabu (20/1/2021).

Ia mengatakan pihaknya telah melakukan diskusi dengan berbagai pihak, termasuk DPR dan kementerian terkait jika wacana vaksin mandiri diberlakukan.

"Kalau sampai nanti kita ditugasi vaksin mandiri, tentu seperti arahan dari pimpinan dan Komisi VI, ada beberapa catatan, yakni vaksinnya berbeda jenis. Jadi supaya yang gratis dan mandiri tidak tercampur jadi merk vaksinnya berbeda," kata Erick.

Kemudian, lanjut dia, waktu pemberian vaksin mandiri dilakukan setelah 1-2 bulan vaksin gratis dilaksanakan. Dan ada payung hukum yang jelas.

"Kami tinggal menerapkan saja, apakah memang ditugaskan nanti vaksin mandiri bisa berjalan atau tidak, tapi dengan catatan-catatan tadi yang sudah disampaikan. Kami siap melaksanakan," ucapnya.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kapasitas Produksi Vaksin

Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat bersama DPR di Ruang Pansus B Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Rapat tertutup tersebut membahas antisipasi skema penyelamatan perbankan akibat COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Terlepas dari wacana vaksin mandiri, Erick menyampaikan bahwa kapasitas produksi vaksin Biofarma dapat mencapai 250 juta dosis vaksin.

"Apakah produksi Biofarma ini sudah standar internasional untuk COVID-19, alhamdulilah juga lulus," ucapnya.

Ia menyampaikan untuk kapasitas produksi sebanyak 100 juta dosis telah mendapatkan sertifikasi dari BPOM. Sisanya, sebanyak 150 juta dosis ditargetkan dapat segera tersertifikasi dalam dua bulan ke depan.

"Sehingga 250 juta kapasitas untuk vaksin yang diproduksi Biofarma sudah mempunyai sertifikat," katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir mengatakan Indonesia telah mendatangkan 3 juta dosis vaksin Sinovac.

"Ada 1,2 juta dosis sudah didistribusikan ke provinsi-provinsi yang membutuhkan secara cepat. Masih ada 1,8 juta dosis lagi yang siap untuk didistribusikan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya