Lalu-lalang perahu eretan saat menyeberangkan warga di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Hendi (40), salah satu penarik perahu eretan di Rawa Badak mengaku jasa transportasi alternatif ini masih diminati warga untuk menunjang aktivitas sehari-hari. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Perahu eretan bersiap menyeberangkan warga di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Jasa perahu eretan di Rawa Badak mulai beroperasi sejak subuh hingga sore hari. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga bersiap menaiki perahu eretan untuk menyeberang di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Kebanyakan penumpang adalah pedagang, pengunjung pasar, dan anak sekolah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga menaiki perahu eretan saat menyeberangi Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Penumpang dikenai tarif Rp 1.000-2.000 sekali jalan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Lalu-lalang perahu eretan saat menyeberangkan warga di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Terkadang, beberapa penumpang memberi uang lebih untuk tarif. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Warga menaiki perahu eretan saat menyeberangi Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Sejak pandemi COVID-19, pendapatan Hendi dan penarik perahu eretan lainnya menurun akibat anak sekolah menerapkan pembelajaran dari rumah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Alat katrol dan tambang besi yang menjadi mesin utama perahu eretan di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Dalam sehari, Hendi dapat meraup penghasilan Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu, tergantung sepi dan ramainya penumpang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Hendi (40) saat menerima uang dari salah satu penumpang perahu eretan di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Jasa perahu eretan di Rawa Badak sudah ada sejak tahun 80-an dengan kondisi kali yang masih lebar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Refleksi pada cermin memperlihatkan Hendi (40) saat sedang menarik perahu eretan di Kali Sunter, Rawa Badak, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Kini, hanya tersisa lima perahu eretan di Rawa Badak akibat banyaknya jembatan yang dibangun. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)