Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, tepatnya di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 19 Januari 2021.
Banjir bandang tersebut diduga karena longsor yang terjadi di hulu Sungai Cisampay. Hal itu disampaikan Kepala Desa Tugu Selatan M Eko Windiyana.
Advertisement
Menurut Eko, sebulan lalu sempat terjadi longsor di kawasan Curug Halimun, yang menjadi hulu Sungai Cisampay.
"Kemungkinan material longsor masih menutupi aliran sungai itu, sehingga pada saat hujan lebat air meluap dan menyebabkan banjir bandang," ujar Eko, Selasa, 19 Januari 2021.
Sementara itu, menurut Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan, banjir bandang itu terjadi akibat tingginya intensitas hujan di kawasan tersebut.
"Karena intensitas air (hujan) yang cukup tinggi, dan ada balok yang menahan air, jadinya air bah (banjir bandang)," ungkap Iwan saat meninjau lokasi banjir.
Akibat banjir bandang tersebut, sebanyak 241 orang kini mengungsi. Rincian seluruh pengungsi itu berada di lokasi Pondok 1-10 sebanyak 38 kepala keluarga (KK) atau 139 jiwa dan Pondok 11 - 20 sebanyak 19 KK atau 69 jiwa.
Berikut perkembangan terkini banjir bandang yang terjang kawasan Komplek Gunung Mas, tepatnya di Desa Tugu Selatan, Kawasan Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kata Kepala Desa dan Camat Setempat
Banjir bandang yang melanda kawasan Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada Selasa pagi, 19 Januari 2021 diduga karena longsor yang terjadi di hulu Sungai Cisampay.
Kepala Desa Tugu Selatan M Eko Windiyana menyebut, sebulan lalu sempat terjadi longsor di kawasan Curug Halimun, yang menjadi hulu Sungai Cisampay.
Kemungkinan material longsor masih menutupi aliran sungai itu, sehingga pada saat hujan lebat air meluap dan menyebabkan banjir bandang.
"Mungkin terjadi lagi longsor kemudian aliran sungai tersumbat dan saat hujan dari semalam membeludak," ujar Eko.
Hal itu dilihat dari jenis material yang terbawa arus sungai pada saat banjir bandang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Material yang terbawa arus berupa lumpur bercampur batu dan batang pohon.
"Di sekitar rumah warga dan di pinggiran sungai terlihat batu serta pohon berserakan akibat terbawa banjir bandang. Pohon itu tumbang dihantam banjir hingga menimpa rumah warga," terangnya.
Hal senada juga diutarakan Camat Cisarua, Deni Humaedi. Dia menduga banjir bandang berasal dari hulu Sungai Cisampay yang sempat mengalami longsor sebulan lalu.
"Aliran kali ini tidak besar, tapi karena hujan deras yang cukup lama. Kemudian aliran sungai yang tertutup longsoran meluap dan masuk ke rumah-rumah," kata Deni.
Advertisement
Wabup Bogor Ungkap Penyebab Banjir Bandang
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan musabab terjadinya banjir bandang di Komplek Gunung Mas.
"Karena intensitas air (hujan) yang cukup tinggi, dan ada balok yang menahan air, jadinya air bah (banjir bandang)," ungkap Iwan saat meninjau lokasi banjir.
Menurutnya, air yang bermuara dari Sungai Ciliwung itu sempat membendung di sebuah air terjun karena terhalang puing. Kemudian puing penahan air tersebut jebol lantaran tak kuat membendung.
Intensitas hujan beberapa hari di wilayah selatan Kabupaten Bogor itu terbilang tinggi. BMKG bahkan mencatat curah hujan di wilayah Gunung Mas pada Selasa pagi berstatus hujan lebat dengan curah hujan 107,5 mm per hari.
Politisi Partai Gerindra itu juga memastikan bahwa peristiwa tersebut bukan disebabkan adanya penebangan pohon di kawasan yang berkategori hutan lindung.
"Di sini hutan lindung, di sini tidak ada bangunan di atasnya tidak ada penebangan, yang ada adalah air terjun. Kalau lihat dari wilayah di sini, sangat steril dari penebangan liar atau bangunan, tidak ada," kata Iwan seperti dikutip Antara.
241 Orang Mengungsi
Sebanyak 241 orang mengungsi akibat banjir bandang yang melanda Kampung Gunung Mas Blok C RT 01,02,03/02,03 dan Kampung Rawa Dulang, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 19 Januari 2021 kemarin.
Menurut Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu mengatakan, rincian seluruh pengungsi itu berada di lokasi Pondok 1-10 sebanyak 38 kepala keluarga (KK) atau 139 jiwa dan Pondok 11 - 20 sebanyak 19 KK atau 69 jiwa.
"Pengungsi wisma di pindahkan rumah Joglo Gunung Mas. Untuk 8 KK atau 30 jiwa dari Kampung Rawa Dulang RT 02/03, keterangan sementara mengungsi ke rumah saudaranya," ujar Budi, Rabu, 20 Januari 2021.
Banjir bandang Gunung Mas Puncak Bogor juga mengakibatkan dua unit rumah rusak berat. Rumah itu dihuni masing-masing 2 KK atau 5 jiwa dan 2 KK atau 6 jiwa. Sedangkan satu unit warung rusak berat dan empat unit rumah terancam milik PTPN Gunung Mas di Kampung Rawa Dulang.
"Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini," ucap Budi.
Advertisement
Pendataan Korban Masih Terus Dilakukan
Menurut Budi, berdasarkan laporan BPBD Jawa Barat per pukul 06.00 WIB, Rabu, 20 Januari 2021, saat ini pendataan dan proses evakuasi korban banjir bandang masih terus dilakukan.
Sebanyak 450 anggota tim pencarian dan penyelamatan dari lintas organisasi dan instansi dikerahkan.
Budi menjelaskan kebutuhan mendesak bagi para pengungsi adalah pipa air, bak penampungan air akibat penampungan air bersih warga hancur, perlengkapan bayi, anak dan keluarga. Sementara ini keperluan lainnya masih dapat dipenuhi oleh warga.
"Banjir saat ini sudah mulai surut. BPBD Kabupaten Bogor mendirikan posko di Gunung Mas untuk penerimaan logistik dan bantuan lainnya. Tim TRC BPBD Kabupaten Bogor 11 personil masih berada di lokasi untuk melakukan pemantauan," kata Budi.
BPBD Jawa Barat menyebutkan terjadi banjir bandang tersebut, akibat hujan dengan intensitas tinggi sehari sebelumnya dan menimbulkan longsor dengan skala kecil.
Longsoran tersebut membendung aliran sungai yang akhirnya tidak bisa dibendung dan meluap ke pemukiman warga.
Kerja Relawan Banjir Bandang Dibuat Shift
Lebih dari 450 anggota tim pencarian dan penyelamatan dari lintas organisasi dan instansi dikerahkan dalam penanganan banjir bandang di kawasan Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Sebanyak 241 penduduk yang bermukim di area Agrowisata Gunung Mas diungsikan ke wisma milik PTPN VIII.
Untuk mencegah penularan virus Corona di tempat pengungsian bencana, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor menyediakan sarana penunjang protokol kesehatan. Sebab, tempat pengungsian merupakan lokasi yang riskan terjadinya penularan Covid-19.
"Kami sediakan untuk cuci tangan dan membagikan masker kepada para pengungsi," kata Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf. Sukur Hermanto.
Tak hanya itu, pihaknya juga menerapkan pengaturan sistim kerja atau shift bagi petugas dan relawan yang turut serta membantu penanganan banjir bandang di kawasan Puncak.
"Kita batasi jumlah relawan, dalam arti kita atur ritme kerjanya dibuat shift, agar tidak terlalu capek juga. Karena kita tidak mungkin menghalangi orang yang akan membantu bencana ini," terang dia.
Sukur juga memastikan petugas dan relawan bencana tetap mematuhi protokol kesehatan selama menjalankan tugas.
Sejauh ini, petugas yang terlibat dalam penanganan pascabencana banjir bandang di Gunung Mas meliputi dari BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Tagana, dan beberapa kelompok relawan lainnya.
Advertisement
Polisi Siagakan Personel
Kapolres Bogor AKBP Harun mengatakan, pihaknya telah menempatkan personel untuk mengawasi dan menjaga rumah-rumah warga yang ditinggal pemiliknya mengungsi. Hal ini untuk mencegah aksi pencurian barang dan banjir bandang susulan.
"Kita pasang police line agar tidak ada yang masuk menuju daerah terdampak. Karena di sekitar tempat tinggal mereka harus disterilkan untuk mencegah banjir susulan dan lainnya," kata dia.
Harun menyebutkan, ada 241 jiwa yang meninggalkan rumahnya. Mereka kini berada di lokasi Pondok 1-10 sebanyak 38 kepala keluarga (KK) atau 139 jiwa dan Pondok 11 - 20 sebanyak 19 KK atau 69 jiwa.
Untuk 8 KK atau 30 jiwa dari Kampung Rawa Dulang, keterangan sementara mengungsi ke rumah saudaranya.
"Sampai tadi malam kita cek untuk memastikan tidak ada yang tinggal di rumah mereka," jelas Harun.
(Muhammad Sulthan Amani)
Banjir Bandang dan Longsor di Sulsel
Advertisement