Liputan6.com, Jakarta - Film animasi Unstring Your Heart karya siswa SMK Umar Raden Said (SMK RUS) Kudus, Jawa Tengah, mengukir prestasi membanggakan. Film ini berhasil masuk nominasi sekaligus menjadi pemenang di berbagai penghargaan lokal maupun internasional.
Penghargaan yang didapat oleh Unstring Your Heart antara lain dari HelloFest 2019, The 20th Kansas International Film Festival 2020, Canverra Short Film Festival 2020, Canberra Short Film Festival 2019, sampai Pune Short Film Festival 2019.
Baca Juga
Advertisement
Prestasi yang dicapai berkat Unstring Your Heart ini, membuktikan bahwa siswa SMK RUS yang merupakan binaan Djarum Foundation, terus bergerak meningkatkan efektifnya metode belajar dengan tanpa mengabaikan proses kreatif dan inovasinya.
Tolak Ukur Kesuksesan
Siswa SMK RUS yang terlibat dalam film ini rata-rata berusia muda, berkisar antara 15-17 tahun. Mereka sudah dapat menghasilkan karya film animasi yang fantastis dan mampu bersaing di industri.
Banyak hal terkait yang menjadikan tolak ukur kesuksesan mereka. SMK RUS telah melangkah bertahap dalam mempersiapkan lulusan yang cakap di bidang kompetensi atau keahlian yang dibutuhkan dalam menghidupkan visi untuk mencetak lulusan yang kompeten dalam bidang animasi 3 dimensi. Dalam hal ini adalah dunia kerja dan usaha industri film animasi.
“Program kurikulum vokasi dan ekosistem pendidikan benar-benar ditujukan untuk penciptaan pengalaman belajar dengan pengalaman menjalin kemitraan dan kolaborasi yang efektif dan efisien, modern, serta inovatif, sehingga pencapaian kompetensi keahlian animasi benar-benar diperhatikan dan tercapai optimal,” ungkap Program Associate Djarum Foundation, Galuh Paskamagma.
Advertisement
Menggambarkan Kekayaan Negeri
Unstring Your Heart (lepaskan hatimu) sebuah pesan memerdekaan hati dalam proses kreativitas. Film animasi yang mengisahkan pemain Marionette dan bonekanya ini, digarap dengan hati dan passion setiap tenaga dan pikiran para kreator animasi muda yang memproduksinya. Betapa tidak, animasi yang hadir adalah merupakan karya detil sekelas film Disney klasik.
Mencengangkan, siswa SMK RUS pun melakukan riset yang tidak main-main. Aritektur Kota Tua Semarang era 1930-an hadir secara menggemaskan. Riset motif batik secara mendalam pun menghadirkan kostum batik yang dikenakan tokoh animasi pun menggambarkan kekayaan khas batik semarang.
Dikemas menyentuh hati, cerita pun bergerak secara menyentuh, diiringi musik latar khas yang tetap menghadirkan unsur Indonesia tempo dulu yang kaya dengan nilai-nilai kearifan lokal Indonesia kepada pecinta tayangan animasi di seluruh dunia. Film Unstring Your Heart sudah ada di Youtube Official RUS Animation Studio.
Pembelajar Aktif
Dalam memproduksi film animasi Unstring Your Heart, siswa bergerak sebagai pembelajar aktif yang merdeka. Ini menjadi proses penting di mana keduanya terfasilitasi perkembangan inspirasi dan minatnya.
“Setelah dibekali pengetahuan dan ilmu dasar, siswa pun diberikan kesempatan untuk bergerak sesuai minat yang dipilihnya. Proses mendalami berlanjut, dimana siswa akan terus menekuni bidang yang diipilihnya dengan menggunakan kurikulum yang disusun secara mandiri berdasarkan sasaran yang ingin dicapainya, di bawah bimbingan guru dan sekolah tentunya,” ujar Fariddudin.
Advertisement
Pembelajaran Berbasis Proyek
Jika menyimak cerita di balik layar dan proses kreatif film Unstring Your Heart, banyak hal menarik yang menjadi pengalaman berharga bagi para siswa jurusan animasi di SMK RUS.
Betapa tidak, pembelajaran dikemas dalam bentuk Project Based Learning (PjBL) atau pembelajaran berbasis proyek. PjBL merupakan sebuah proses penting untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan produk portfolio kontekstual dan bisa terlahir sebagai sebuah karya.
Kekuatan program PjBL yang diperkaya teknologi sangat memberikan pengaruh besar pada keberhasilan siswa dalam kehidupan nyata, dan bahkan memiliki daya saing. Proses belajar memberikan pengalaman di mana siswa di bawah pendampingan tenaga pendidik, mentor dan klien serta petinggi-petinggi terkait berproses bersama.
PjBL juga kemudian mengarahkan siswa untuk belajar sistem produksi animasi dari berbagai tingkatan mulai dari pre-production, production, hingga post production. Dalam proses tersebut, tentunya siswa juga mengembangkan kecakapan dalam berpikir kritis, berkomunikasi, menggali kreativitas, serta yang terpenting adalah proses berkolaborasi.