Sentimen Putusan BI Bayangi Laju IHSG, Simak Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan dibayangi sentimen pelantikan Presiden AS Joe Biden dan hasil RDG Bank Indonesia.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jan 2021, 06:30 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Kamis, (20/1/2021). Sentimen rapat dewan gubernur Bank Indonesia (RDG BI) dan pelantian Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mewarnai laju IHSG.

Pengamat pasar modal Hans Kwee menuturkan, IHSG berpotensi lanjutkan penguatan tapi terbatas. Sentimen pelantikan Presiden AS Joe Biden akan pengaruhi pasar. Joe Biden yang akan mengucurkan stimulus sekitar USD 1,9 triliun mendapatkan respons positif dari pasar. Dengan Joe Biden menjadi Presiden AS juga diharapkan ketegangan perang dagang menurun.

"Joe Biden juga tidak sekeras Trump, meski perang dagang tetap ada tapi tensi akan turun. Biden juga lebih pro kesehatan. Diharapkan Amerika Serikat juga memimpin dunia untuk menangani pandemi COVID-19," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, (21/1/2021).

Hans menambahkan, AS juga memiliki tantangan untuk mendistribusikan vaksin COVID-19. Oleh karena itu, ia mengharapkan AS juga efektif untuk distribusikan vaksif COVID-19.

Dari dalam negeri, Hans menuturkan, hasil RDG Bank Indonesia akan pengaruhi IHSG. Bank Indonesia dinilai akan pertahankan suku bunga.

"Melihat dari tekanan yield obligasi sehingga bergerak menekan rupiah," ujar dia.

Hans perkirakan, IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan resistance 6.465-6.500 dan support di kisaran 6.400-6.288.

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpotensi bergerak kembali fluktuaktif. "Secara teknikal IHSG whipsaw di level rata-rata dengan potensi uji resistance fractal di kisaran 6.472," ujar Lanjar.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Saham Pilihan

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lanjar memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) untuk dipertimbangkan pelaku pasar.

Sedangkan Hans memilih sejumlah saham untuk dicermati pelaku pasar antara lain:

AALI berpeluang menguat, area akumulasi di level 11.550 sampai 12.000. Area cut loss bila turun di bawah level 11,300 dan target penguatan ke level 12.450 sampai 12.650.

LSIP berpeluang menguat, area akumulasi di level 1.250 sampai 1.360. Area cut loss bila turun di bawah level 1,220 dan target penguatan ke level 1.380 sampai 1.400.

MIKA berpeluang menguat, area akumulasi di level 2.540 sampai 2.680. Area cut loss bila turun di bawah level 2.480 dan target penguatan ke level 2.790 sampai 2.940.

SSMS berpeluang menguat, area akumulasi di level 1.010 sampai 1.080. Area cut loss bila turun di bawah level 990 dan target penguatan ke level 1.120 sampai 1.260.

TLKM berpeluang menguat, area akumulasi di level 3.370 sampai 3.480. Area cut loss bila turun di bawah level 3.300 dan target penguatan ke level 3,650 sampai 3.750.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya