PB IDI: Tren Peningkatan Kasus Aktif COVID-19 Perlu Diperhatikan

PB IDI menekankan tren peningkatan kasus aktif COVID-19 juga perlu diperhatikan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Jan 2021, 14:00 WIB
Petugas medis mengambil sampel lendir seorang perempuan untuk tes usap atau Swab Antigen di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta, Kamis (31/12/2020). Pemeriksaan swab antigen wisatawan yang akan libur Tahun Baru di Kepulauan Seribu dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Tak hanya menyorot angka positif COVID-19, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menekankan kasus aktif juga perlu mendapat perhatian serius. Terlebih lagi seberapa besar tren peningkatan kasus aktif secara nasional.

"Sebenarnya yang kita hitung bukan angka kumulatif tertular (positif COVID-19), melainkan yang kita hitung juga kasus aktifnya. Kasus aktif ini kan mereka yang lagi membutuhkan perawatan," terang Daeng dalam dialog 'Darurat Cegah 1 Juta Penderita COVID-19 di Tanah Air' ditulis Kamis, 21 Januari 2021.

Dalam perhitungan jumlah kasus aktif COVID-19, Daeng mencontohkan, misal sekarang ada 900.000 kasus konfirmasi positif. Jumlah itu dikurangi yang sudah sembuh.

"Sekarang yang sembuh ada 700.000-an orang, lalu dikurangi jumlah orang yang meninggal. Maka, itulah jumlah kasus aktif yang lagi dirawat," ujar Daeng.

"Nah, kasus aktif COVID-19 yang lagi dirawat ini harusnya nambah ke angka penyembuhan, yang sudah 700.000-an orang. Jangan menambah ke angka meninggal."

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Prediksi Kasus COVID-19 Capai 1 Juta

Petugas medis mengambil sampel lendir wisatawan untuk tes usap atau Swab Antigen di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta, Kamis (31/12/2020). Pemeriksaan swab antigen wisatawan yang akan libur Tahun Baru di Kepulauan Seribu dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Pada 20 Januari 2021 Daeng memprediksi jumlah akumualif konfirmasi positif COVID-19 bisa menembus angka 1 juta sekitar 10 hari ke depan. Hal ini melihat angka penambahan kasus harian yang rata-rata di atas 10.000.

"Kita pakai real data saja. Kalau sehari saja, kasus baru COVID-19 yang bertambah di atas 10.000, lalu dikalikan 10 hari. Itu (penambahan total akumulatif) sudah melebihi 100.000," katanya. (Selengkapnya: IDI Prediksi Kasus COVID-19 Tembus 1 Juta dalam 10 Hari ke Depan)

Walau begitu, upaya menghadapi tren peningkatan kasus aktif harus dipersiapkan.

"Akankah 1 juta kasus COVID-19 yang kita perhatikan adalah kasus aktifnya juga. Perhatikan juga berapa persen pertambahan kasus aktif, sehingga kita bisa menghitung tempat perawatan yang sudah disediakan," tambah Daeng.

"Kemudian ketersediaan obat-obatan dan alat serta jumlah tenaga kesehatan dan medis. Kami bersama Kementerian pmk dan Kementerian Kesehatan sekarang ini membahas bagaimana mengakselerasi tenaga yang harus ada dipersiapkan (menghadapi penambahan pasien COVID-19)."


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya