28 Mantan Pejabat AS Era Donald Trump Dapat Sanksi, Dilarang Injak China

Sanksi dari China diberikan kepada mantan Menlu Mike Pompeo, Menkes Alex Azar, dan mantan penasihat-penasihat Donald Trump.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Jan 2021, 12:34 WIB
Donald Trump ketika berpidato di hadapan para pendukungnya dalam rangka 100 hari pemerintahannya (AP/Patrick Semansky)

Liputan6.com, Jakarta Tak lama setelah pelantikan Joe Biden, pemerintah China menjatuhkan sanksi kepada mantan pejabat tinggi di era pemerintahan Donald Trump. Mereka semua dilarang masuk ke China, Hong Kong, dan Makau.

Sanksi berat ini diumumkan sehari setelah Donald Trump meninggalkan jabatannya di Gedung Putih.

Menurut laporan Xinhua, Kamis (21/1/2021), beberapa mantan pejabat tinggi yang terkena sanksi adalah:

1. Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri)

2. David Stilwell (diplomat AS di Asia Timur dan Pasifik)

3. Peter Navarro (Direktur Kantor Kebijakan Dagang dan Manufaktur)

4. Keith Krach (Wakil Menlu Urusan Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan)

5. Robert O'Brien (Penasihat Keamanan Nasional)

6. Matthew Pottinger (Deputi Penasihat Keamanan Nasional)

7. Alex Azar (Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan)

8. Kelly Craft (Duta Besar AS untuk PBB)

9. John Bolton (Mantan Penasihat Keamanan Nasional)

10. Stephen Bannon (mantan penasihat kampanye Trump)

"Individu-individu tersebut dan anggota keluarga dekat mereka dilarang masuk ke daratan utama, Hong Kong, dan Makau dari China. Mereka dan perusahaan-perusahaan, dan insitusi-institusi yang berkaitan dengan mereka juga dilarang melakukan bisnis dengan China," ujar jubir Kementerian Luar Negeri China, dilaporkan Xinhua.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Donald Trump dan Joe Biden di Mata China

Dalam lawatannya ke Indonesia pada 2-3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping mengusulkan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 atau 21st Century Maritime Silk Road

Xinhua yang merupakan media pemerintah China mengkritik beberapa politisi AS yang anti-China dan menuduh mereka mengganggu hubungan bilateral.

Mereka dituding mementingkan kepentingan politik dan menunjukan kebencian terhadap China tanpa peduli kepentingan rakyat China dan AS.

Kemlu China menuding orang-orang tersebut, "merencanakan, mempromosikan, dan melaksanakan tindakan-tindakan gila yang secara buruk ikut campur pada urusan internal China, melemahkan kepentingan China, menyinggung rakyat, China, dan secara serius mengganggu relasi China-AS."

Media China seperti Global Times turut menyambut datangnya pemerintahan Joe Biden. Dalam editorialnya, Global Times mengkritik pidato Trump yang tetap agresif menyerang China hingga saat akhir.

Analis China menyebut tim internasional Joe Biden akan lebih pragmatis dalam menghadapi China dan paham aturan main.

"Mereka akan pragmatis dalam realita, karena mereka berpengalaman, dan paham batasan dan aturan main dengan China," ucap Li Haidong, professor di Institut Hubungan Internasional, China Foreign Affairs University.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya