Liputan6.com, Jakarta - Saat ini pemerintah sedang menggencarkan gerakan pendonor plasma konvalesen untuk membantu pasien COVID-19, khususnya bergejala berat atau kritis. Seiring itu, penyuntikkan vaksin COVID-19 untuk tenaga kesehatan masih terus dilakukan.
Pertanyaan mencuat, mana yang paling penting dalam penanganan COVID-19 antara plasma konvalesen dan vaksin COVID-19? Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menjawab, keduanya sama-sama penting.
Advertisement
"Saya jawab soal plasma konvalesen dan vaksin COVID-19. Semuanya sama-sama penting. Plasma konvalesen untuk mengobati, sedangkan vaksin untuk mencegah dari paparan virus Corona," jelas Zubairi saat dialog Darurat Cegah 1 Juta Penderita COVID-19 di Tanah Air, ditulis Kamis, 21 Januari 2021.
"Vaksinasi agar kita kebal sehingga tidak bisa tertular oleh virus Corona. Ketika kita sakit karena terinfeksi COVID-19, upaya kesembuhan ada banyak cara pengobatan. Salah satunya dengan menerima plasma konvalesen."
Lebih lanjut, Zubairi mengatakan, plasma konvalesen ditujukan untuk seseorang yang sudah terinfeksi virus Corona. Sementara itu, vaksin COVID-19 diberikan kepada seseorang yang belum terinfeksi atau orang yang sudah terinfeksi namun kekebalannya sudah hilang, yaitu sekitar 3 bulan setelah sembuh.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Plasma Konvalesen dan Vaksin COVID-19 Punya 'Posisi' Berbeda
Senada dengan Zubairi, Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih menerangkan, plasma konvalesen dan vaksin COVID-19 punya 'posisi' berbeda. Sasaran dan tujuannya pun berbeda.
"Untuk plasma konvalesen ini penting juga dan posisinya memang sekali lagi beda banget dengan vaksinasi. Kalau pengobatan, seperti plasma konvalesen ini posisinya seseorang sudah (dalam kondisi) sakit ya," terangnya.
"Maka, kita bantu dengan pengobatan tersebut. Tapi vaksinasi itu diberikan kepada orang sehat supaya tidak sakit."
Daeng menggambarkan plasma konvalesen bisa dibilang masuk dalam penanganan COVID-19 strategi 3T (testing, tracing, treatment), sedangkan pemberian vaksin COVID-19 termasuk kategori upaya pencegahan.
"Strategi 3T kan ada treatment, nah plasma konvalesen boleh dibilang masuk ke 3T ini. Untuk vaksinasi itu posisinya sebagai pencegahan, yang masuk kelompok 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak). 3M ini upaya pencegahan lalu ditambah dengan vaksin," katanya.
Advertisement