Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia punya potensi untuk jadi pemain besar di pasar mobil listrik. NKRI disebutnya punya modal hebat karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia untuk produksi baterai mobil listrik.
Oleh karenanya, Jokowi berkomitmen untuk mendorong industri mobil listrik nasional dari hulu ke hilir, sehingga bisa segera memberi pendapatan dan pemasukan kepada negara.
Advertisement
"Teknologi kita punya kesempatan besar dalam bangun industri dari hulu ke hilir dari mobil listrik lewat lithium baterai yang nikelnya kita miliki. Ini yang harus didorong agar bisa segera dilaksanakan dan beri kontribusi besar bagi negara," ungkapnya, Kamis (21/1/2021).
Untuk jangka panjang, Jokowi melihat Indonesia juga punya potensi pada produk dan ekonomi ramah lingkungan (green product, green economy). Menurut dia, semua negara kawasan kini telah menaruh perhatian pada sektor tersebut.
"Dan kita sekali lagi punya kesempatan besar masuk ke produk hijau dan ekonomi hijau. Karena ke depan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup. Ini akan berpengaruh semua pada ekonomi, bisnis global, dan tentu saja akan berpengaruh pada ekonomi kita," serunya.
Selain itu, pelaku usaha Indonesia disebutnya mau tak mau akan masuk pada digital ekonomi. Jokowi menyatakan, digitalisasi wajib dikuasai agar Indonesia tetap bisa bersaing dengan negara lain.
"Semua industri pasti harus masuk ke sini. Pemerintah, pendidikan, kesehatan, semuanya harus masuk pada digitalisasi. Sehingga semakin efisien, semakin kompetitif, dan kita bisa bersaing dengan negara lain," ujar Jokowi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
125 Ribu Mobil Listrik Siap Mengaspal di 2021
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksi sebanyak 125 ribu unit mobil listrik dan 1,34 juta unit motor listrik bisa mengaspal pada tahun 2021 ini.
Dengan jumlah tersebut diharapkan ada potensi pengurangan konsumsi BBM sebanyak 0,44 juta kiloliter per tahun.
Untuk mendukung percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pemerintah pun telah menerbitkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk KBLBB.
"Untuk mendorong percepatan KBLBB, telah diterbitkan Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk KBLBB yang mengatur standar, keselamatan serta ketentuan ketenagalistrikan, termasuk tarif dan insentif," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa (19/1/2021).
Arifin menjelaskan pada 2021 pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) diproyeksikan mencapai 572 unit dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 3.000 unit.
"Pada 2020 terbangun 180 unit SPKLU dan diharapkan sampai 2030 akan terbangun 31.859 unit SPBKLU," kata Menteri ESDM.
Nantinya SPKLU akan ditempatkan di sejumlah lokasi strategis, di antaranya pusat perbelanjaan, mall, area perkantoran, bandara, apartemen, pool taksi, dan SPBU.
"Dengan peningkatan kendaraan listrik pada tahun 2030 akan memberikan potensi pengurangan konsumsi BBM sebesar 6 juta kiloliter per tahun," kata Menteri ESDM.
Advertisement