Pengalaman Ibu dan Anak Hadapi Penyakit Inflammatory Bowel Disease

Khansa (25) adalah salah satu pengidap Inflammatory Bowel Disease (IBD). Penyakit autoimun yang juga dikenal dengan peradangan usus kronis ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jan 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Sakit Perut karena Penyakit Inflammatory Bowel Disease Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Khansa (25) adalah salah satu penderita Inflammatory Bowel Disease (IBD). Penyakit autoimun yang juga dikenal dengan peradangan usus kronis ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.

Menurut ibu Khansa, Nursiwati, gejala IBD yang sering timbul pada putrinya adalah nyeri perut yang berulang hingga kram. Melihat kondisi anaknya yang seperti itu, ia kemudian merujuk ke rumah sakit dan bertemu dengan dokter spesialis penyakit dalam.

“Dari situ, barulah tahapan-tahapan yang dokter sarankan kami jalankan sehingga ketemulah penyakitnya yaitu Crohn’s disease,” ujar Nursiwati dalam webinar Takeda, Rabu (20/1/2021).

Crohn’s disease (CD) merupakan salah satu bentuk dari IBD dengan ditandai peradangan yang melibatkan seluruh segmen saluran pencernaan dari mulut sampai anus.

Selain perut nyeri, Khansa juga sempat memperlihatkan gejala ruam di sebagian tubuh, persendian terasa nyeri, dan bengkak di kaki.

Menurut Nursiwati, putrinya tidak pernah ada dalam kondisi sangat parah karena saat gejala peradangan usus datang ia langsung membawanya ke dokter. Dengan demikian, diagnosis pun bisa didapat dengan cepat dan penanganan yang tepat bisa diberikan.

“Dari gejala awal langsung ketemu dokter jadi tidak terlalu parah, di-endoskopi, di-CT scan jadi belum terlanjur parah, tapi gejalanya memang hilang timbul hilang timbul sampai sekarang.”

Load More

Simak Video Berikut Ini:


Kegiatan Khansa Sejak IBD

Sebelumnya, Khansa adalah seorang mahasiswi di Jakarta dan telah berhasil meraih gelar D3. Namun, karena kondisinya kurang sehat jadi untuk sementara kegiatan Khansa kebanyakan dilakukan di dalam rumah.

Untuk menyiasati agar Khansa tidak bosan diam di rumah saja, Nursiwati berupaya mendatangan guru masak dan guru jahit.

“Kebetulan itu adalah dua hobi Khansa, jadi untuk sementara ini dia masih berkecimpung di rumah belum keluar rumah karena kondisinya belum bisa melakukan sesuatu yang lebih berat.”

Sang ibu menambahkan, pemudi yang gemar membuat kue itu mulai menerapkan gaya hidup sehat agar keadaannya membaik. Ia rutin minum obat dan ada beberapa obat khusus yang diminum hanya ketika rasa sakitnya kambuh.

“Terus rajin kontrol dan konsultasi ke dokter baik secara langsung maupun via ponsel. Terus juga berjemur, olahraga ringan, dan hiburan agar dia tidak terlalu memikirkan penyakitnya,” tutup Nursiwati.   


Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin COVID-19 Sinovac

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya