Kejar Ketertinggalan, Sri Mulyani Siapkan Anggaran Infrastruktur Rp 417 Triliun di 2021

Anggaran infrastruktur akan didorong untuk mengejar proyek-proyek yang pada 2020 mengalami penundaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2021, 15:10 WIB
Suasana proyek konstruksi infrastruktur di kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan bahwa proyek konstruksi boleh terus berjalan selama Ibu Kota berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan anggaran infrastruktur sebesar Rp 417 triliun. Dana yang cukup besar itu untuk mengejar pembangunan infrastruktur yang sempat tertunda di 2020 akibat pandemi Corona Covid-19

"Anggaran infrastruktur juga akan didorong untuk mengejar proyek-proyek yang pada 2020 mengalami penundaan dan kita berharap akan dapat diselesaikan dengan tata kelola yang baik," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Kamis (21/1/2021).

Selain mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur, anggaran tersebut juga nantinya digunakan untuk pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh pelosok negeri. Sebab, TIK menjadi persoalan ketika seluruh kegiatan harus dilakukan dari rumah.

"Pembangunan TIK diharapkan akan membuat seluruh pelosok Indonesia dilengkapi dengan internet. Kita semua makin menyadari infrastruktur internet menjadi sangat penting dalam hal pendidikan dan pekerjaan," jelas Sri Mulyani.

Adapun pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur 2021 sebesar Rp 417,8 triliun. Kebijakan pembangunan infrastruktur 2021 merupakan pembangunan berkelanjutan pascapandemi Covid-19 dengan penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Padat Karya

Pekerjaan revitalisasi saluran drainase jalan nasional sepanjang 5.000 Km yang termasuk dalam cakupan program Padat Karya Tunai (PKT). (Dok Kementerian PUPR)

Mengutip laman Kemenkeu, kebijakan infrastruktur diarahkan pada infrastruktur padat karya yang mendukung kawasan industri dan pariwisata, pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan kebutuhan dasar seperti air, sanitasi, pemukiman untuk mendukung penguatan sistem kesehatan nasional.

Target output strategis 2021 untuk pelayanan dasar adalah pembangunan rumah susun dan rumah khusus sebesar 10.706 unit, bendungan sebanyak 53 unit dimana 43 unit sedang dibangun dan 10 bendungan baru. Kemudian, akses sanitasi dan persampahan untuk melayani 1.643.844 Kepala Keluarga (KK), jaringan irigasi dibangun sepanjang 600 km, yang direhabilitasi sepanjang 3.900 km, dan jaringan irigasi tanah sepanjang 100 km.

Sedangkan untuk konektivitas akan dibangun jalan sepanjang 965,4 km, jembatan sepanjang 26,9km, jalur kereta api 446,56 kilometer spoor (km'sp), dan bandara 10 unit/lokasi.

Untuk bidang energi dan ketenagalistrikan yaitu pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sebanyak 120.776 Sambungan Rumah Tangga (SR), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop & PLTS Cold Storage sebesar 11,8 MegaWatt-peak (MWp).

Untuk Teknologi Informasi (TI) akan dibangun Base Transceiver Station (BTS) di 5.053 lokasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) serta Palapa Ring di Indonesia bagian barat 40 persen, tengah 30 persen, dan timur 30 persen.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya